SintesaNews.com – Dalam rapat terbatas pengadaan vaksin di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (26/10/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kementerian untuk betul betul memastikan vaksin covid-19 telah lolos uji klinik sebelum diberikan kepada masyarakat. Sehingga vaksin yang diberikan nanti dapat dipastikan efektivitas dan keamanannya.
“Keamanan itu artinya kalau disuntik itu betul-betul memang sudah melalui sebuah tahapan-tahapan uji klinik yang benar,” kata Presiden.
Presiden mengatakan jangan sampai vaksinasi covid-19 menimbulkan masalah sekecil apapun. Oleh karena itu Presiden mengingatkan agar pengadaan vaksin covid-19 harus memperhatikan kaidah-kaidah scientific. Pengadaan vaksin harus memperhatikan standar-standar kesehatan.
Sebelumnya pemerintah telah mendapatkan komitmen pengadaan vaksin covid-19 dari sejumlah perusahaan farmasi luar negeri yakni Sinovac Biotech Ltd, Sinopharm dan Cansino.
Vaksin akan diberikan setelah uji klinik fase III rampung.
Selain itu pemerintah juga telah membayar down payment (DP) 50 persen, sebesar 250 juta dollar Amerika atau Rp 36,7 triliun untuk 100 juta vaksin Corona dari perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Inggris, AstraZeneca.
“Sinovac jelas, kita akan diberi kesempatan produksi melalui Bio Farma. Kalau pertama pengiriman November. Tapi, Bio Farma butuh waktu produksi, Januari lah. Mereka menawarkan yang sudah jadi, 3 jutaan (dosis),” ujarnya Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi, Achmad Yurianto.
Satu orang nantinya akan diberikan dua dosis vaksin Sinovac, jadi akan ada 3 juta dosis untuk 1,5 juta orang. Bulk Vaksin atau konsentrat yang dikirim November nanti akan dikirim terus setiap bulannya hingga 2021 sebanyak 100 juta dosis.
Sementara vaksin Sinopharm, Yuri mengatakan tidak memberikan bulk. Tetapi vaksin yang akan diberikan sebanyak 15 juta, dan dikirim paling cepat di bulan Desember nanti.
Untuk vaksin Cansino, yang dikirimkan nantinya adalah vaksin jadi bukan bahan baku. Yuri menegaskan pihak BPOM, MUI, dan Kementerian Kesehatan telah tiba di China untuk melakukan pengkajian.
The best part is vaksinasi ini diberikan gratis untuk penduduk Indonesia yang tidak mampu. Dan bagi mereka yang mampu harga tak lebih dari Rp 200 ribu, menurut Yuri.