Penulis: Erri Subakti
Makin aneh aja Pemilu kali ini tak hanya ada jual suara, jual tampang, jual omon-omon, jual baliho, obral janji, tapi sekarang juga ada jual air mata.
Pernah 20 tahun lalu juga ada capres yang jual ganteng katanya, jual gaya, jual album lagu, dan unggulannya jual “dizolimi” dan prihatin.
Jual air mata kali ini dipicu dari kalahnya capres gaek dalam Debat Capres III yang lalu.
Gak tau berapa harga jual air mata yang sampai 3 ribuan lebih video di TikTok dihargai.
Tapi ada profesi penjual air mata profesional yang dibayar sampai 8 juta untuk menangis. Ya itu di luar sana. Penangis pro tersebut dibayar untuk menangis dalam kedukaan ketika ada yang meninggal dunia.
Kalau di drakor air mata putri duyung bisa menjadi mutiara. Tapi adakah orang Indonesia keturunan putri duyung? Perlu ditanyakan pada Nyi Roro Kidul.
Sungguh menarik saat cairan yang keluar dari tubuh manusia bisa dijual. Kira-kira kalau ada yang jual cairan tubuh lainnya selain air mata, apakah ada yang beli juga ya? Cairan keringet asem misalnya. Mungkin bisa jadi penyedap makanan seperti bakso. Biar ada asam-asamnya dikit gitu. Asal bukan asam sulfat.
Jadi makanan ga perlu pakai cuka saja, bisa juga dengan air mata atau keringet. Wah… apa perlu ya difabrikasi mungkin bisa meningkatkan perekonomian negara. Hilirisasi cairan tubuh… hehehe….
Indonesia bisa menjadi negara pertama yang melakukan hilirisasi dari sumber air mata dan keringet menggantikan cuka.
Ada baiknya memang air mata dan keringat orang Indonesia ditampung, ada pengepulnya dan juga pabrik pengolahan cairan tubuh menjadi semacam cuka.
Indonesia tanah airku. Tanah air mata…
Air mata buzzer….