Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW

Penulis: Nurul Azizah

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyampaikan tentang hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW. Beliau memaparkan peringatan maulid Nabi adalah bagian dari terima kasih kita yang tak terhingga kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Peringatan maulid Nabi tidak sekedar peringatan, karena tanpa sebab maulid, kita menjadi umat yang tertinggal. Dengan maulid Nabi kita bisa mengetahui banyak hal, diantaranya tentang risalah (sejarah) Kanjeng Nabi dari lahir, dibesarkan tanpa bapak dan ibunya. Peradapan bangsa Arab, masa kenabian, hijrah ke Habsyi, tahun duka cita (paman tercinta Abu Thalib meninggal dunia disusul meninggalnya Siti Khatijah).

-Iklan-

Setelah pamannya meninggal, dua bulan kemudian kehilangan istri tercinta, sehingga Rasulullah semakin merasakan duka yang sangat pedih. Sementara cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada beliau setelah kematian orang-orang tercinta justru semakin berat.

Rasulullah pergi ke Thaif, dengan harapan penduduk Thaif mendapat petunjuk oleh Allah untuk memeluk Islam.

Sekembalinya dari Thaif dengan berbagai peristiwa yang dialaminya. Ditinggal oleh paman dan istri meninggal dunia ditambah siksaan berat dari kaum Quraisy, maka berkumpullah kesedihan di dalam hati Rasulullah.

Pada malam ke dua puluh tujuh bulan rajab tahun 10 masa kenabian, Kanjeng Nabi memperoleh pertolongan dan penghiburan dari Allah SWT, yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj. Dan tentunya masih banyak risalah Nabi yang lainnya sampai haji wada. Peristiwa haji wada adalah tanda berakhirnya tugas kenabian dari baginda Nabi Muhammad SAW.

Dari perjalanan risalah ini, kemudian ada nuzulul qur’an, adanya agama Islam yang rahmatan lil alamin. Kemudian Kanjeng Nabi mengajarkan apa itu iman, islam, dan ikhsan. Wahyu demi wahyu dari kandungan isi al-quran juga disampaikan oleh beliau. Para pemeluk agama islam juga diajarkan mana yang hak dan bathil, mana yang haram dan halal. Diajarkan pula taat kepada Allah, kepada rosul, taat kepada orang tua, para ulama dan guru.

“Merayakan maulid Nabi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terima kasih kepada Rasulullah SAW.” Bersyukur kita kepada Allah karena kita sudah dijadikan sebagai umat yang paling mulia karena kita sebagai umatnya Sayyidina Muhammad SAW.

Sangat bersyukur sekali menjadi umat beliau. Karena beliau kekasih Allah, Nabi pilihan di akhir zaman. Betapa mulianya Rasulullah bahkan jika tidak karena Rosulullah, Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi.

Tidak ada umat Islam kalau tidak ada kehadiran Nabi Muhammad di bumi ini. Untuk itu sudah sepantasnya umat Islam bersyukur kepada Allah SWT atas lahirnya Kanjeng Nabi.

Ketika memasuki bulan rabiul awwal seluruh umat islam di dunia merayakan maulid Nabi. Syukur yang dibarengi dengan perasaan senang dan bangga dengan junjungan kita.

Setiap malam tanggal 1 sampai menjelang tanggal 12 Rabiul Awwal orang Islam membaca kitab maulid ad-diba.

Kitab ad-diba sangat digemari oleh umat islam, khususnya di Indonesia. Semua muslimin muslimat membaca diba dengan lancar, semangat dan gembira. Aura wajah sumringah terpancarkan oleh mereka yang senang banget ikut berjanjen.

Mereka secara bergantian mengumandangkan bacaaan pada malam Jumat atau hari-hari tertentu. Apalagi pas memasuki Bulan Rabiul Awwal. Selama 12 hari mereka membaca diba dengan penuh kegembiraan. Lagu disesuaikan dengan selera jamaah, sesuai dengan irama lagu yang mereka sukai.

Di dalam kitab diba tercantum keutamaan membaca sholawat Nabi Muhammad SAW, diantaranya:

1. Firman Allah QS Al-Ahzab ayat 56, yang artinya sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman. Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.

2. Abdullah bin Amru bin Al-Ash r. a berkata, Rasulullah telah bersabda: “Siapa yang membacakan sholawat untukku satu kali, maka Allah akan menurunkan rahmat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim).

3. Ibnu Mas’ud r a berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang terdekat kepadaku pada hari qiyamat, ialah orang yang paling banyak membaca sholawat untukku.” (H.R At-Tirmidzi).

4. Aus bin Aus r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya yang lebih utama hari-harimu ialah hari Jum’at. Maka perbanyaklah membaca sholawat untukku di hari itu, karena sesungguhnya bacaan sholawatmu itu dihidangkan kepadaku.” (H.R Abu Dawud).

Baca artikel sebelumnya:

Cinta Rasulullah kepada Umatnya

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here