Hasto: Kartu Truf Ketum Parpol Sudah Dipegang Penguasa

SintesaNews.com – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan hal yang mencengangkan.

“Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian; lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” ungkap Hasto dalam press release-nya 29/10.

Hasto mengungkapkan hal tersebut berkaitan dengan kejanggalan putusan  Mahkamah Konstitusi (MK) tentang syarat cawapres. Yang langsung diikuti dengan ketidakpatuhan kadernya sendiri yang sekonyong-konyong jadi cawapres rival PDIP.

-Iklan-

Hasto menyatakan bahwa PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.

“Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi. Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” katanya.

“Seluruh simpatisan, anggota dan kader Partai sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari 5 Pilkada dan 2 Pilpres. Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dll beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami,” beber Hasto.

Menurut Hasto, “Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK. Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian; lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan.”

Hal ini menjawab pertanyaan publik soal mengapa semua ketum Parpol koalisi yang bersama Prabowo, termasuk Prabowonya sendiri mau menerima Gibran dipasang sebagai pendamping Prabowo.

“Semoga awan gelap demokrasi ini segera berlalu, dan rakyat Indonesia sudah paham, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu,” pungkas Hasto.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here