Penulis: Erri Subakti
Hare gene belum nampak juga ada parpol yang signifikan mau mengusung gabener menjadi capres, kaum JKT 58 nampaknya sudah tidak sabar ingin junjungan mereka bisa mendapat tawaran dari parpol agar bisa maju sebagai kandidat capres di 2024.
Maksudnya sih mau seperti BTP saat Pilgub DKI 2017 yang brutal. Saat itu nama BTP belum pasti diusung oleh parpol mana pun. Lalu secara organik masyarakat mewujudkan dukungannya terhadapnya BTP dengan pengumpulan KTP, yang difasilitasi Kawan Ahok.
Jelas jauh beda BTP dengan yang saat ini duduk di Balaikota. Gak level jauuuh….
Gak usah bandingkan dengan prestasi dan hasil kerja. Lihat saja realisasi dari janji-janji kampanyenya dulu. Nyaris Nol.
Naturalisasi? Cuma imajinasi yang tak pernah terealisasi.
Oke oce? Disediakan modal, dicarikan pembeli. Mimpi…!
Rumah DP Rp0. Hasilnya NOL KOMA persen dari target atau janji kampanye.
Rumah lapis? Hahahaha….
Air hujan masuk ke dalam bumi, bukan dialirkan ke laut. Konyol….
Vertikal drainase? Omong kosong…
Lalu di tengah jalan, begitu banyak program-program dan kegiatan yang asal goblek.
Kebocoran anggaran. Walahdalah…. kelebihan bayar.. amburadul… boro-boro ada transparansi. Netizen harus mengungkap berbagai kejanggalan anggaran miliaran hingga hampir triliun rupiah yang menguap entah ke mana.
TGUPP? Hahahaha… bisa apa… sampai 72 orang? Gabut aje…
KPK cabang Jakarta… Cuma gaya-gayaan.
Hingga rencana Formula E, tinggal beberapa bulan masa jabatannya pun wujudnya gak karuan.
Gak usah ditanya Barcelona sama Real Madrid kapan datangnya. Mungkin mereka naik getek ke Jakarta. Padahal Pak Dahlan sudah nungguin undangannya.
Lab covid??? Hahaha…. Deddy Corbuzier pun kena cipoa.
Jadi serius deh… elu kaum JKT 58 ngumpulin KTP buat apaan, Ngab?
Mending lu ngumpulin botol plastik bekas, ketahuan dikumpulin bisa dijual jadi duit… daripada nunggu orderan demo. Bohir lagi nutup dompet dulu skg….