Penulis: Dahono Prasetyo
Ketika tiba-tiba ada seseorang bukan kerabat atau saudara dekat mengunggah dokumen privasi (ijazah), cobalah analisa modus tersembunyi di belakangnya. Bukan tentang siapa dia tetapi ada agenda kemudian hari yang menarik untuk dibedah hari ini.
Mengapa bukan pemiliknya yang mengunggah?
Darimana bocah kemarin sore itu mendapatkan dokumen yang diributkan netijen se-Indonesia?
Kalau saya cuma mau bilang: Dia sedang direncanakan jadi korban. Ijazah yang diunggah sesuai “pesanan” untuk memancing reaksi dan analisa keabsahan forensik dari pihak yang meragukannya. Sosok dalam ijazah mempersilahkan dirinya didzolimi yang menjurus playing victim.
Lalu semua keraguan dari font, foto, tanda tangan, nomer register, warna hingga kertas ditampung oleh seseorang sutradara drama. Selanjutnya dengan segala kecanggihan teknologi dibuatlah dokumen “baru” menuruti poin-poin yang diragukan.
Dipastikan dokumen baru berbeda dengan yang sengaja diunggah sebelumnya. Dan pada saat yang tepat diperlihatkan ke publik
Lalu bagaimana nasib sosok yang mengunggah pesanan ijazah palsu sebelumnya?
Dia sudah siap jadi tumbal, disalahkan mengunggah dokumen hoax.
Kebohongan akan ditutup dengan kebohongan baru yang lebih rapi. Namun tidak pernah ada kebohongan yang sempurna.
Analisa modus ini bisa saja salah, kalaupun ternyata benar setidaknya sudah pernah tersampaikan sebelumya. Meski tidak juga memenangkan “pertempuran” apapun
–
@Dahono Prasetyo
Baca juga:
Baca artikel lainnya:
Hujan Nikel di Negeri Orang, Badai Korupsi di Negeri Sendiri
Baca juga: