Penulis: Nurul Azizah
Di group WhatsApp beredar plamfet bertuliskan: “Coming soon Agustus 2024 Indonesia majelis Rasulullah SAW bersama Al Habib Umar bin Salim bin Hafidz Tarim Yaman Cidodol, Jakarta, Surabaya. Ada catatan Insyaallah akan berkunjung di Sidoarjo Jawa Timur.”
Tentu saja beragam komentar bermunculan dari anggota WAG di antaranya nomor WhatsApp yang diakhiri 1878: “Dengan adanya polemik nasab yang lagi marak, tampaknya klan Ba’alawi mau show of force keliling kota-kota besar dengan mendatangkan habib dari Tarim Yaman. Habib ini termasuk orang asing, jadi tidak semudah itu ceramah di Indonesia. Tolong untuk ditolak atau diboikot di bumi nusantara. Masih banyak kiai-kiai pribumi nusantara yang mumpuni dalam bidang agama.”
Akun yang bernama Adam lebih sadis lagi berkomentar, “Sesat! Percaya atau mengikuti habib Ba’alawi. Mereka keturunan Yahudi bukan keturunan Rasulullah SAW.”
Akun Susilowati: “Siapa yang mendatangkan mereka? Apa sengaja buat pecah belah NU (Nahdlatul Ulama)? Mengapa PBNU, Kemenag, MUI dan pemerintah diam?”
Akun 0821: “Tolong telusuri ijin visanya!”
Kemudian akun yang diawali 0851 juga ikut nimbrung: “Habib Tarim dari Yaman ini mau nengok cucunya apakah masih dzuriyah Kanjeng Nabi Muhammad SAW atau sudah rungkad hahaha.”
Tiba-tiba penulis dapat kiriman link YouTube KBN Nusantara dari teman yang berjudul: Bongkar status Facebook (FB) Gus Yahya “Mbah Ndoro” 2017 malah lebih ambyar. Status Gus Yahya Cholil Staquf (saat ini menjabat Ketua Umum PBNU) dibuat tanggal 19 Oktober 2017, sementara Habib Umar datang ke Indonesia datang pada tanggal 23 Oktober 2017. Jadi selang 3 hari kedatangan Habib Umar ke Indonesia.
Kayaknya di status Gus Yahya ini menyindir Habib Umar bin Salim bin Hafidz yang sering datang ke Indonesia. Bahkan negara Indonesia dijadikan “tujuan wajib” dalam kunjungan ke luar negeri.
Berikut ini status Facebook Gus Yahya pada tanggal 19 Oktober 2017:
Wejangan Gus Yahya Cholil Staquf kepada Habib Umar bin Hafidz
Mbah nDoro, panjenengan meniko saenipun mboten sisah asring-asring tindak ngriki. Ummat teng negari panjenengan piyambak rak langkung mbetahaken to? Teng ngriki kahananipun lumados kok. Menopo malih menawi dipun bandingaken kalih kahanan ummat teng negari panjenengan, ingkang masyarakatipun nembe kocar-kacir mboten kantenan meniko. Teng ngriki nggih kathah kyai-kyai ingkang ngalim-ngalim soho keramat-keramat, namung mboten kober ngumum-ngumumaken dateng luar negari sebab sanget ketungkulipun nggulo-wentah soho njagi lahir-batosipun ummat dateng ngriki piyambak. Ketimbang mbucal wekdal wira-wiri dugi ngriki, langkung sae panjenengan ndeder ikhtiar kangge ummat teng negari panjenengan piyambak, kados pundi supados saged sami rukun slamet santosa. Lha kejawi menawi panjenengan ngersaaken ngaos, monggo kulo aturi mapan dateng langgar. Kulo tak toto-toto rumiyin, mangke kulo wucal sak cekapipun.
Katib Aam PBNU
KH Yahya Cholil Staquf
Artinya:
Kakek Tuan, anda tidak perlu sering kesini, umat di negara anda kan lebih membutuhkan to? Di sini keadaannya baik baik saja kok.
Apalagi kalau cuma dibandingkan umat di negeri anda, yang masyarakatnya sedang kocar kacir. Di sini juga sudah banyak kiai-kiai yang alim. Tapi tidak sempat berkoar-koar mengumumkan ke luar negeri, karena sibuk mendidik dan mengasuh santri lahir dan batinnya.
Daripada menghabiskan waktu, lebih baik anda memaksimalkan usaha untuk umat di negeri anda sendiri, supaya bisa rukun damai selamat dan sentosa.
Lha , kecuali kalau anda ingin mengaji (menimba ilmu), silahkan datang ke langgar atau surau.
Kami menata persiapan lebih dulu, nanti kami ajari secukupnya.
Demikian status Gus Yahya pada tanggal 19 Oktober 2017 di FB. Disukai sebanyak 4.767 dikomentari sebanyak 3.853 dan dibagikan sebanyak 256. Viral juga untuk ukuran angka di FB.
Saat itu beliau menjabat sebagai Katib Aam PBNU. Walau disampaikan dengan bahasa Jawa alus tapi maknanya lebih dalam. Status itu sangat heboh pada saat itu. Karena Gus Yahya telah menyindir Habib Umar bin Hafidz dengan sebutan Mbah Ndoro.
Kayaknya Habib Umar bin Hafidz ini sering datang ke Indonesia. Bahkan Indonesia menjadi “tujuan wajib” dalam rihlah Habib Umar.
Banyak pihak termasuk Gus Yahya tidak habis pikir mengapa rihlah atau perjalanan dakwah yang dilakukan ulama asal Yaman sering dilakukan. Hampir setiap tahun datang ke Indonesia.
Fakta ini terbukti dalam serangkaian rihlah tahun 2023 banyak kota-kota besar dikunjungi yaitu Jakarta, Jombang, Gresik, Surabaya dan Palangkaraya pada tanggal 20-23 Agustus 2023. Hal ini rencana akan diulang lagi di bulan Agustus 2024, sambil menunggu info yang valid. Apakah nanti Gus Yahya akan membuat status lagi di FB, kita tunggu saja.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI.