SintesaNews.com – Akhir-akhir ini sejak terjadinya aksi kudeta taliban di Afghanistan, sedikit banyak aksi-aksi intoleransi kembali mencuat muncul kembali di tengah-tengah masyarakat kita yang majemuk. Mengenai situasi dan kondisi ini, Ketua Garda Benteng Nusantara (GBN), AR Waluyo Wasis Nugroho menanggapinya dengan serius.
“Tidak sekedar cuap-cuap di medsos ria, kaum sarabpatinggenah melakukannya dengan aksi gila, ya aksi gila!” ujar pria yang akrab disapa Gus Wal ini.
“Tengoklah kasus perusakan masjid milik jamaah ahmadiyah di Kalimantan Barat. Lihatlah kembali FPI dengan nama barunya telah melakukan deklarasi di berbagai kota kabupaten di seantero negeri,” ungkap Gus Wal yang pernah melaporkan Maheer ke polisi ini.
Itu saja?
“Tidak, setelah rentetan peristiwa diatas yang kembali mengoyak Kebhinekaan dan Persatuan anak bangsa, mereka kaum sarabpatinggenah kembali mencoba bermain di air keruh. Tak tanggung-tanggung, kelompok sarabpatinggenah saat ini meminta “Pembubaran BNPT” lewat petisi yang mereka buat dan disebarkan secara massive di social media,” jelas Gus Wal.
“Dan yang menggelitik adalah opini narasi yang dihembuskan oleh kaum “sarabpatinggenah” adalah meminta BNPT dibubarkan karena tidak bermanfaat bagi napiter (napi mantan terpidana kasus terorisme). Dan yang secara garis besar bermanfaat bekerja adalah Densus 88 polri,” lanjutnya.
“Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat faham intoleransi, radikalisme khilafah komunisme terorisme, jangan sampai terjadi kaum sarabpatinggenah sukses mengadu domba rakyat Indonesia yang masih berjiwa Pancasilais dengan sesama kaum nasionalis pancasilais. Dan jangan sampai terjadi antar institusi negara yang kompeten dalam bidangnya dalam penindakan radikalisme terorisme saling diadu domba. Saling dijatuhkan marwahnya oleh kaum sarabpatinggenah yang selama ini memang bagian dari kelompok pemuja, pengasong dan pendukung paham ideologi terlarang haram Radikalisme Khilafah Terorisme,” beber Gus Wal.
“BNPT Dan Densus 88 adalah sama-sama institusi negara yang sangat vital dalam menjaga rakyat dan bangsa dari ancaman serangan nyata maupun faham ideologi terlarang haram Radikalisme Khilafah Komunisme Terorisme. Jangan sampai BNPT dan DENSUS 88 dilemahkan dengan opini-opini yang sengaja dihembuskan dengan massive oleh kaum sarabpatinggenah pemuja pengasong faham ideologi terlarang haram Radikalisme Khilafah Komunisme Terorisme,” jelasnya.
“Rakyat Indonesia dari sabang sampai merauke mengapresiasi dan berterima kasih atas kinerja Densus 88, BNPT, POLRI dan TNI yang totalitas bekerja maksimal menjaga nyawa rakyat dari ancaman serangan radikalisme khilafah komunisme terorisme. Dan rakyat Indonesia berharap agar penindakan para pelaku intoleransi radikalisme khilafah komunisme terorisme dapat lebih maksimal dan dengan tindakan maksimal,” tegas Gus Wal.
Lebih jauh Gus Wal juga mengemukanan bahwa jangan biarkan kaum sarabpatinggenah pemuja pengasong paham intoleransi radikalisme khilafah komunisme terorisme sukses mengadu domba dan merusak marwah antar institusi negara.
Ia berpesan, “Mari bersama kita dukung penuh Densus 88, BNPT, POLRI dan TNI lebih meningkatkan sinergitas dalam upaya menjaga rakyat dan bangsa dari segala ancaman serangan kepada bangsa. Karena Densus 88, BNPT, POLRI dan TNI adalah merupakan pilar keamanan negara. Kita harus dukung penuh institusi-institusi negara tersebut bekerja maksimal menjaga keselamatan rakyat Indonesia, karena itulah hukum tertinggi.”