Gus Wal: Tolak UAS di Jombang Jantung Bangsa

Gus Wal: GBN peringatkan UAS mau tinggal Di Jombang, kalau sebar paham HTI akan kami Lawan Total

Penulis: Gus Wal

Selamatkan Jantung Bangsa yang Terletak di Jombang.

Jombang…, Ya Jombang, Ijo Lan Abang.

-Iklan-

Jombang merupakan Kabupaten di Jawa Timur Yang sungguh indah, eksotis, seksi, dan sangat terkenal dengan religiusnya yang sangat kental. Selain juga terkenal dengan “Tahu Susu”-nya yang khas nan ikonik, lembut dan hanya bisa ditemui di Jombang.

Jombang yang ada ataupun tanpa adanya Tol Trans Jawa adalah kota tujuan, bukan tempat persinggahan.

Ya Jombang adalah tempat tujuan bagi kaum sarungan, abangan, lintas agama, juga bagi mereka yang hidup ruh, hati, jiwa kemanusianya.

Bagi kaum sarungan, Jombang adalah tujuan utama untuk menimba ilmu agama sejak zaman dahulu kala, jauh sebelum Republik ini berdiri, itulah mengapa sampai saat ini Jombang disebut Kota SANTRI.

Santri-santri yang sejak dahulu kala jauh sebelum era kolonial Belanda selalu “njujuk” mondok di Tambakberas, Tebuireng, Denanyar, Rejoso, Kalibening dll.

Jombang yang juga sejak Majapahit merupakan daerah vital yang menyangga “keraton agung” Majapahit juga menjadi jujugan tujuan bagi kaum budayawan yang ingin mengasah jiwanya di Gunung Pucangan, Gunung Tunggorono yang masyhur di kalangan budayawan sebagai tempat sakral nan keramat sejak era Majapahit.

Juga sejak pra kemerdekaan Jombang merupakan destinasi wajib kaum nasionalis untuk berziarah.

Kaum Nasionalis Religius yang cultural selalu menyempatkan minimal setahun sekali berziarah ke Jombang, agenda wajib pastilah ke Ulama-ulama Besar yang juga merupakan wali Agung Nusantara di Tebuireng, Tambakberas, dan Denanyar.

Terlebih ketika Guru Bangsa, Presiden ke IV RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga dikebumikan di Tebuireng Jombang bersanding dengan Ayahandanya dan Kakek beliau.
Praktis Jombang adalah jujugan dan tujuan untuk berziarah bagi semua anak bangsa dari semua agama, suku dan budaya nya.

Sebulan terakhir Jombang Gempar.
Tak lain dan tak bukan hanya karena seorang Abdul Somad (UAS) corong propoganda organisasi “haram” terlarang HTI yang telah dibubarkan oleh pemerintah Sejak 19 Juli 2017 itu menikahi gadis asal Jombang.

Sah-sah saja dia Abdul Somad mau menikahi siapapun dan darimanapun.
Yang jadi soal dan membuat resah masyarakat Jombang adalah ketika beberapa hari lalu Abdul Somad mengungkapkan bahwa ia ingin tinggal di Jombang.

Haaa corong propoganda ormas ideologi “haram” nan terlarang mau tinggal di Jombang yang merupakan “jantung bangsa”???

Respons masyarakat Jombang berbeda-beda, boleh saja asal tidak menyebarkan faham ideologi “haram” terlarang HTI khilafahnya. Sebagian besar masyarakat Jombang menolak keras Abdul Somad (UAS) tinggal di Jombang apalagi jika sampai buat yayasan atau lembaga sebagai tempat pengkaderan ideologi “haram” terlarang HTI Khilafah.

Intinya masyarakat Jombang dan masyarakat Jawa Timur menolak keras upaya-upaya memegamendung-kan Jombang, Jawa Timur dan dimanapun berada.

Jombang tetaplah Jombang, jantung bangsa, Ijo Abang Nyawiji Kagem Negeri.
Sejak zaman pergerakan Pra Kemerdekaan, Jombang adalah pusat pemikiran dan pergerakan kaum Ijo abang untuk memerdekakan bangsa Indonesia.

Zaman usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia Jombang menjadi rujukan fatwa dan mengambil sikap Soekarno-Hatta. Dan masyhur dikatakan jika Pancasila pun lahir era 1930-an di Jombang…. Ya di Jombang.

Kini ada upaya-upaya massive dan terstruktur untuk “memegamendungkan” Jombang dan Jawa Timur. Mari kita tolak dan lawan apapun bentuk pola mereka.

Abdul Somad (UAS) jika mau tinggal di Jombang sah-sah saja mau ikut istri dan mertuanya, namun jangan sekali kali menyebarkan ideologi “haram” terlarang HTI khilafahnya, jika itu terjadi kami Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) bersama-sama warga masyarakat Jombang dan Jawa Timur siap melawan dan perang total terhadap mereka.

Jaga Jombang dan Jawa Timur selalu Bermartabat.
Karena Jombang adalah Jantung Bangsa, Jangan dinodai dengan Faham-Faham Ideologi “haram” terlarang HTI khilafah.

Gerakan Jaga Kampung Desa dari bahaya laten intoleransi radikalisme terorisme khilafah.

Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.

AR Waluyo Wasis Nugroho
Ketua PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu)
Bersatu berjuang bergerak berkhidmat bermanfaat untuk negeri

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here