Gus Wal: Solusi Atasi Wabah, Rakyat Sabar dan Manut Pemerintah Tegas Merakyat, Bukan Ribut Demo Berjilid-jilid

SintesaNews.com – Di sepanjang hari pasca diumumkanya PPKM Darurat yang diperpanjang 5 hari ke depan banyak sekali seliweran pesan-pesan gelap yang entah siapa pengirimnya (karena pesan tersebut tak bisa dibalas) yang berisi narasi-narasi sumbang dan miring menyuarakan propaganda “pemerintah saat ini telah gagal”, “pemerintah saat ini dholim”, “pemerintahan saat ini PKI”, juga ajakan seruan turun ke jalan demo menuntut pemerintah saat ini mundur atau dimundurkan.

Tak hanya disebarkan melalui pesan melalui layanan pesan atau whatsapp namun juga ramai propaganda serupa di media sosial Facebook, Instagram, dan Twitter.

Ketua Umum Garda Benteng Nusantara (GBN), Gus Wal mencermati hal ini dan mempertanyakan ke mana peran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) atas informasi-informasi yang meresahkan publik ini.

-Iklan-

“Sedemikian massive-nya, namun kok ya Kemenkominfo diam saja tidak memblokir yang begituan, padahal jelas narasi dan pesan yang banyak beredar di jagat medsos tersebut adalah hoax, fitnah dan kebohongan semata, mengapa Kemenkominfo terkesan membiarkannya?” tanya Gus Wal geram.

“Dan terjadilah demo di Bandung 21 Juli menolak PPKM Darurat namun agenda utamanya ingin menurunkan Jokowi – Ma’ruf Amin, lucu aneh menggelikan bukan?”

“Kemenkominfo ngapain saja?”

“Yang lebih lucu lagi, ketika momentum perayaan Idul Adha disampaikan kebijakan untuk melakukan Sholat Idul Adha dengan menitik-beratkan pada menjaga protokol kesehatan dan meminta agar lebih melaksanakan Sholat Idul Adha di rumah masing-masing guna menghindari terlalu banyaknya kerumunan massa yang dikhawatirkan menjadi cluster baru penyebaran covid19, maka sontak banyak provokator yang menyebarkan bahwa pemerintahan saat ini adalah PKI atheis. Padahal bisa kita lihat jika Presiden dan Wakil Presiden melaksanakan Sholat Idul Adha bersama keluarga dan para pengawalnya. Lagi-lagi Kemenkominfo diam saja tak berusaha melakukan upaya pemblokiran terhadap situs-situs dan akun-akun penyebar hoax fitnah dan propaganda yang merugikan rakyat dan bangsa Indonesia,” kecam Gus Wal.

Gus Wal membeberkan bahwa masih banyak situs dan akun para penyebar hoax fitnah propaganda yang selalu menyuarakan penolakan program vaksinasi dibiarkan menyesatkan rakyat Indonesia. Tanpa ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum.

“Karena minder dengan ketokohan para pembuatnya (pembuat hoax, red.) yang sebenarnya hanyalah sampah dan mencari keuntungan pribadi dengan mencari sensasi tanpa memperdulikan kesehatan dan keselamatan nyawa rakyat Indonesia,” ucap Gus Wal.

“Sampai kapan mereka dibiarkan?”

Di manakah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (UU 6/2018)?

Dan UU tersebut juga dikuatkan dengan “Keppres 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)” yang ditetapkan Presiden Joko Widodo di Jakarta pada tanggal 31 Maret 2020. Namun mengapa dalam lingkup Darurat seperti saat ini Kemenkominfo terkesan seperti membiarkan berbagai macam hoax, fitnah dan propaganda tetap berseliweran tanpa henti yang tak hanya membuat gaduh rakyat Indonesia yang sedang kesusahan atas pandemi covid19 ini, yang dari hasil hoax fitnah propaganda tersebut terciptalah demo-demo rusuh disaat pandemi covid19 ini seperti yang terjadi di Jakarta, dan Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Dan kemarin kembali terjadi di Bandung yang akhirnya membuat persebaran Virus Covid19 ini semakin banyak dan tak terkendali bukan?

Disampaikan Gus Wal dalam keterangannya kepada SintesaNews.com.

Selain itu sejak maret April-Mei-Juni juga negara dan aparat penegak hukumnya seolah olah membiarkan kegiatan, juga demo-demo yang menimbulkan kerumunan massa ribuan orang yang jelas bertentangan dengan “UU nomor 6 2018” serta Keppres 11 Tahun 2020.

“Seolah olah UAS, HNW, Novel Bamukmin, Haikal Hasan, RG, Yahya Waloni, Lieus Sung Kharisma, Neno Warisman dll. adalah orang bebas hukum di negeri ini,” ucap Gus Wal.

Ia mengungkapkan bahwa masalah banyaknya hoax fitnah propaganda yang berseliweran hanya didiamkan.

“Dan banyaknya pembiaran para provokator propagandis di tengah pandemi adalah salah satu penyebab utama kurang maksimalnya pengendalian dan pencegahan wabah pandemi covid19 di negeri ini,” katanya.

“Kami mengusulkan kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk sesegera mungkin menangkap, mengadili dan menghukum berat para provokator covid19, para penyeru demo, aktor demo, para penyeru penolak vaksin serta menutup memblokir situs dan akun penyebar hoax fitnah propaganda di tengah-tengah pandemi covid19 ini,” serunya.

Gus Wal berharap sesegera mungkin para tenaga informal seperti para pengemudi, pedagang asongan, PKL, pedagang pasar diberikan Vaksin di tempat. Selain berguna untuk meminimalkan melemahnya ekonomi rakyat bawah, hal tersebut juga sangat berguna demi stabilitas kamtibmas dari pengaruh berita hoax fitnah dan propaganda yang nyaris setiap menit tanpa henti meracuni rakyat.

“Upaya Program Vaksinasi Covid19 harus lebih dipercepat dan diperkuat,” imbuhnya.

“Para penolak Vaksinasi Covid tanpa adanya “udzur” dilarang bepergian keluar rumah, diberikan sanksi sosial ataupun segera dipenjarakan karena sangat membahayakan nyawa rakyat Indonesia,” jelasnya.

Ia menyarankan, (bagi mereka) yang sudah mendapatkan vaksin covid19, mendapatkan sedikit kelonggaran beraktivitas di luar ruangan dengan batasan-batasan tertentu.

Penyaluran Bantuan Sosial yang berupa logistik dan sembako harus bekerja sama dengan polisi dan TNI agar tepat sasaran.

“Jika penerima adalah golongan mampu segera dialihkan kepada golongan lainya yang tidak mampu dan serba kekurangan,” ujarnya.

“Solusi untuk mengatasi wabah pandemi covid19 adalah pemerintah beserta aparat penegak hukumnya tegas dan peduli. Sedangkan rakyat sabar nan manut aturan seperti firman Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa, ‘pertolongan itu dimulai dengan sabar’ bukan menyebarkan hoax fitnah propaganda dan demo berjilid-jilid yang tak berkesudahan tanpa henti,” terangnya.

Gus Wal menutup wawancara dengan menyampaikan, “Bersama kita jaga persatuan demi kemashlahatan bangsa, bersama kita bersatu segera menciptakan herd imunity agar keadaan lekas pulih normal seperti sedia kala.”

“Gerakan Tengok peduli tetangga” dan “Gerakan Jaga kampung desa dari Corona dan bahaya laten intoleransi radikalisme komunisme terorisme”, pesan Gus Wal.

“Bersatu berjuang bergerak berkhidmat bermanfaat untuk negeri,” pungkasnya mengakhiri.

Reportase dari wawamcara dengan AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), Ketum Garda Benteng Nusantara (GBN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here