SintesaNews.com – Video muda mudi pesta miras dan menghina Nabi Muhammad viral di media sosial.
Video tersebut diunggah Waki Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni melalui akun Instagram miliknya, Selasa (28/6/2022) malam, beberapa saat lalu.
Dalam video itu, terlihat sejumlah muda mudi menggelar pesta miras di sebuah ruangan.
Di dalam video tersebut, terlihat para muda mudi tersebut tertawa-tawa karena efek miras yang dikonsumsinya tersebut.
Yang cukup membuat resah adalah seorang pemudi di akhir video berdurasi 15 detik tersebut menyebut Nabi Muhammad seorang pemabuk.
“Hei, Nabi Muhammad juga mabok,” ucap pemudi yang mengenakan kaos krem itu sambil membenturkan gelas dan botol miras.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum PNIB –Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu– AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menyebut bahwa generasi muda kita sangat darurat dan sangat perlu dibina, diarahkan untuk menjadi manusia Indonesia yang beragama, berjiwa Pancasila dan moderat serta mempunyai jiwa dan sikap toleransi, agar tidak terbawa arus yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Gus Wal meminta kepada aparat penegak hukum yakni kepolisian untuk segera mengusut video tersebut karena akan sangat memicu keresahan umat islam dan dikhawatirkan akan menimbulkan sentimen ataupun sara kembali menguat.
“Pemuda-pemudi tersebut sangat perlu dibina dan diarahkan agar bisa merubah sikap dan kepribadianya, akhlak serta moralnya,” ujar Gus Wal.
Gus Wal menambahkan, “Selain darurat Khilafah, Radikalisme, Terorisme, Politik Identitas, Da’i Provokator dan Bahaya laten fpi hti nii Khilafatul muslimin, bangsa kita terutama generasi muda-mudi juga dalam bahaya darurat narkoba, miras, moral dan krisis terhadap pengkhyatan pengamalan Pancasila.”
Untuk itu Gus Wal meminta kepada aparat penegak hukum yakni kepolisian untuk segera mengusut para pemuda pemudi dalam video tersebut untuk kemudian segera dibina dan diarahkan ke dalam sebuah camp atau di dinas sosial untuk dibina agama, moral, akhlak dan jiwa Pancasilanya.
“Mengingat sering kita jumpai unggahan-unggahan serupa yang menghina para nabi dan agama-agama yang sah diakui di Indonesia, maka sudah semestinya pemerintah dan aparat penegak hukum membuat sebuah lembaga penyadaran bagi mereka yang bersikap dan berbuat SARA, untuk selanjutnya dibina dan diarahkan sesuai dengan agama dan keyakinannya masing masing, agar kembali sadar sebagai manusia manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila, menjunjung tinggi toleransi beragama, dan menghormati antar umat beragama,” tutur Gus Wal.
“Kita tidak serta menyalahkan apa yang diperbuat oleh para muda mudi dalam video tersebut dengan menghukum mereka dengan perdata dan pidana, yang lebih penting adalah bagaimana membina dan mengarahkan mereka agar kembali menjadi manusia-manusia Indonesia yang penuh toleransi, berjiwa Pancasila dan saling hormat menghormati antar sesama umat beragama,” jelasnya.
Gus Wal berpendapat, “Inilah efek domino terlalu akutnya paham ideologi transnasional, Khilafah Radikalisme Terorisme, para Da’i Provokator dan Bahaya laten fpi hti nii Khilafatul muslimin, yang masih sering dibiarkan begitu saja.”
“Jadinya ya, begini ini umat dan rakyat jadi enggan dan takut untuk mendekat kepada ulama’ ulama’ asli yang senantiasa berdakwah dengan santun dan mengajarkan Islam yang sebenar-benarnya seperti Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang lemah lembut penuh cinta kasih sayang kepada seluruh alam raya,” terang Gus Wal
Generasi muda kita sangat perlu dibina untuk menjadi manusia manusia Indonesia yang moderat, penuh toleransi dan berjiwa Pancasila.
“Mari kita perkuat dan kolaborasikan Nasionalisme Kebangsaan, Agama dan Budaya (Nasab) demi mewujudkan Indonesia Tanpa Koma, Indonesia yang harmoni dalam kebhinekaan dan berjiwa Pancasila,” pungkasnya.
Baca juga:
PNIB: Tolak Khilafah dan Lawan Politik Identitas, Demi Keamanan Bangsa dan Keselamatan Rakyat