SintesaNews.com – Ketua Garda Benteng Nusantara, AR Waluyo Wasis Nugroho, atau yang akrab disapa Gus Wal, mengatakan bahwa di Bulan Agustus yang merupakan Bulan Kemerdekaan RI ini, bangsa Indonesia semestinya mengibarkan bendera merah putih, dengan semangat untuk mensuskseskan Vaksinasi Covid19. Dan menolak mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah bagi para pecundang.
“Sejak dahulu kala setiap memasuki Bulan Agustus selalu disambut dengan suka cita. Bulan dimana terlahirnya bangsa Indonesia yang ditandai dengan diproklamirkanya Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diwakili oleh dwitunggal Soekarno – Hatta,” ujar Gus Wal.
“Telah 76 tahun Bangsa Indonesia Merdeka dari para penjajah. Selama itu pula bangsa dan rakyat Indonesia mengalami berbagai fase manis asam pahit getir kehidupan berbangsa dan bernegara.”
“Di tahun 2021 ini pula Bangsa Indonesia masih berkubang dalam pandemi covid19 yang melanda seluruh negara di dunia, tak terkecuali.”
Meski di tengah pandemi covid19, rakyat Indonesia tak akan pernah lupa untuk merayakan hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus. Dan selama Bulan Agustus dari Sabang sampai Merauke setiap rumah, gedung dan di sepanjang jalan berbagai simbol Merah Putih dipasang untuk memperingati dan memeriahkan hari lahir Bangsa Indonesia.
Yang sedikit membedakan dari tahun-tahun sebelumnya adalah berbagai event perlombaan untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI yang biasanya ramai diadakan di setiap kampung/desa di seluruh penjuru negeri kali ini mungkin tidak bisa kita nikmati seperti tahun-tahun sebelum masa pendemi.
Lantas bagaimana caranya kita memeriahkan HUT Kemerdekaan RI di Agustus 2021 jika masih diterapkanya PPKM Darurat dan masih tingginya rasio jumlah positif covid19 di Indonesia?
Gus Wal menjawab dengan memaparkan beberapa langkah yang bisa dilakukan.
“Langkah pertama, yang dilakukan adalah dengan tetap seperti kebiasaan kita di tahun-tahun sebelumnya dengan mengibarkan Bendera Merah Putih di depan rumah, jalan dan di mana pun tempat,” jawabnya.
“Yang kedua adalah mengganti acara event perlombaan dengan menyemarakkan Vaksinasi Covid19 yang diadakan di lokasi lokasi tempat penyelenggaraan program Vaksinasi Covid19 oleh pemerintah/Dinkes/TNI Polri,” lanjutnya.
“Yang ketiga, adalah dengan menolak dan melawan provokasi pengibaran bendera putih tanda menyerah, yang sengaja dikibarkan dan dipasang oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, yang merupakan provokator yang ingin memanfaatkan situasi serba sulit di tengah-tengah pandemi. Untuk berbuat kerusuhan, mengambil untung bagi dirinya ataupun kelompoknya sendiri yang ingin menari bernyanyi di atas penderitaan rakyat,” ujar Gus Wal.
“Jangan mau diajak untuk mengibarkan bendera putih yang dimana para penyeru provokatornya adalah para anggota maupun simpatisan dari ormas-ormas dan faham terlarang yang sudah dibubarkan nan terlarang keberadaannya di negeri ini,” tegasnya.
“Ingat, bendera kita Merah Putih, bukan putih ataupun hitam!!!” pesan Gus Wal.
“Jangan mau ditunggangi oleh propaganda dan provokasi yang sengaja dibuat oleh para oknum pengkhianat bangsa kaum radikal,” kata Gus Wal mengingatkan.
Semangat hari lahir Dan Kemerdekaan Bangsa Indonesia di tahun 2021 adalah dengan berupaya membangkitkan kembali budaya gotong-royong saling asah asih asuh kepada sesama anak bangsa Indonesia. Minimal dengan saling membantu tetangga terdekatnya, jangan sampai mau membantu Palestina dan Iraq Suriah karena dibodohi oleh para kaum pemuja khilafah dan radikalisme namun abai kepada tetangga terdekatnya.
“Dholim dan bodoh itu namanya,” imbuhnya tegas
“Tahun 1945 dengan bambu runcing, darah, dan nyawa para Pahlawan Indonesia Merdeka dari Penjajah. Kini di tahun 2021, tepat 76 Tahun Indonesia Merdeka, bersama-sama dengan menjalankan protokol kesehatan dan mensukseskan Vaksinasi Covid19, kita Ikhtiar berusaha agar segera Merdeka dari Corona,” pungkas Gus Wal.
Mengakhiri wawancara Gus Wal sekali lagi mengingatkan agar jangan lupa untuk mengibarkan Merah Putih. Sambil mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan Gerakan Tengok Peduli Bantu Tetangga.
“Jaga Kampung Desa dari Corona dan bahaya laten intoleransi radikalisme khilafah komunisme terorisme,” tutupnya.