SintesaNews.com JOMBANG – Lazim sebagaimana diketahui oleh banyak kalangan, di Bulan September sejak dahulu kala identik dengan tawa ria, hingar bingar keceriaan. Hingga dikalangan masyarakat Indonesia sangat populer istilah “September Ceria”.
Tak hanya sebatas segala sesuatu tentang keceriaan, September bagi rakyat Indonesia juga diingat merupakan bulan kelabu, bulan kebiadaban, merujuk pada tragedi G30S, hingga terjadinya pembersihan besar-besaran setelah peristiwa paling kelam dalam sejarah bangsa Indonesia setelah selesainya perang kemerdekaan.
September 2021 yang kita rasakan saat ini masih dalam pandemi covid 19, juga di periode awal hingga pertengahan September masih dalam PPKM Darurat.
Apakah September 2021 Merupakan “September Kelabu” ataukah “September Ceria???”
Ketua Garda Benteng Nusantara (GBN), AR Waluyo Wasis Nugroho mengapresiasi kerja pemerintah yang bisa menurunkan angka penularan covid-19 dengan lebih cepat.
“Tentu dan harus, saat ini kita yang masih menapaki pertengahan September, harus mengakui dan mengapresiasi hasil nyata PPKM Darurat yang terbukti ampuh nan efektif mengurangi laju persebaran Virus Covid 19 menjadi landai,” ujar pria yang akrab disapa Gus Wal.
“Dan kini negara negara di belahan penjuru dunia mulai melirik untuk mengadopsi PPKM Darurat guna menekan laju pertumbuhan covid19,” kata Gus Wal yang pernah melaporkan Maheer ke polisi ini.
“Bersyukur dan banggalah jika kita sejak awal mendukung PPKM Darurat dan Program Percepatan Vaksinasi, itu artinya kita bersama-sama tetap istiqomah di jalan yang lurus, jadi bersama-sama kita bisa menikmati dan sedikit merayakan September Ceria ini seperti tahun tahun sebelumnya,” tambahnya.
Namun Benarkah September 2021 adalah September Ceria?
Bisa juga kita jadikan tahun ini adalah September kelabu jika merujuk pada tragedi perusakan Masjid Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat beberapa hari yang lalu.
Baca: Gus Wal: Perusakan Masjid di Kalbar, Bukti Kaum Radikal Masih Kuat, Negara Tak Boleh Kalah!
“Bisa Juga Menjadi September Biadab jika melihat, mendengar dan merasakan munculnya FPI (walau berganti nama menjadi Forum Persaudaraan Islam) yang mencoba untuk kembali hidup di negeri yang indah ini,” tutur Gus Wal.
“Akan sangat menjadi sangat tidak Indah negeri ini jika ada ormas, partai, faham/Ideologi yang nyata-nyata sudah dibubarkan dan haram keberadaannya di negeri ini secara sah sesuai hukum dan konstitusional, muncul kembali,” ucapnya.
“Ya, kabar buruk menjelang menapaki pertengahan September adalah kabar akan bangkitnya kembali FPI.”
“Tentu rakyat Indonesia sudah hafal sepak terjang FPI selama 20 tahunan ini, sepanjang keberadaanya sejak mulai didirikan hingga secara resmi dibubarkan FPI hanya bikin jengah rakyat Indonesia, membuat resah masyarakat, membuat kamtibmas kacau balau, merusak ketentraman, mencabik-cabik keBhineka-an kePancasila-an, mengancam kerukunan antar umat beragama, dan memecah belah persatuan rakyat Indonesia,” papar Gus Wal.
Gus Wal geram menyampaikan bahwa yang seperti itu haruskah FPI diberikan lampu hijau untuk kembali eksis dan bergentayangan menjadi momok menjengkelkan dan menyebalkan bagi rakyat Indonesia.
Ia melanjutkan, “Salah satu alasan mengapa FPI sangat-sangat tidak diinginkan kembali keberadaanya adalah selain uraian-uraian di atas adalah bahwa teramat banyak di antara pengurus, anggota dan simpatisannya yang ditangkap aparat penegak hukum dikarenakan terkait masalah terorisme!”
“Karena itu pulalah kita sangat tidak ingin ada lagi FPI di negeri ini, walaupun sudah berganti nama!” tegas Gus Wal.
“Kami masih melihat banyak muka-muka lama FPI yang selama ini bikin ribut dan gaduh juga tetap ada di susunan FPI yang baru ini,” terangnya.
“Kita Cinta Indonesia ini, kita Cinta Pancasila, Kita Tolak FPI HTI PKI Bangkit Kembali. Kita tidak ingin Indonesia menjadi seperti Afganistan, Jangan Talibanisasi Indonesia!!!” keras Gus Wal memprotes.
Menurutnya, keberadaan FPI walaupun sudah berganti nama akan sangat merugikan. Tak hanya rakyat Indonesia saja yang rugi, namun di sisi lain negara beserta institusi, lembaga dan marwahnya akan sangat dirugikan dengan hadir dan bangkit kembalinya FPI baik di masa sekarang ataupun masa yang akan datang.
“Demi Kemashlahatan Rakyat dan Bangsa Indonesia, Demi Masa Depan Anak Cucu Kita, Serta Demi Peradaban Bangsa Indonesia Kami meminta kepada negara dalam hal ini pemerintah untuk menolak bangkit kembalinya FPI HTI PKI sampai kiamat!!!” kecam Gus Wal.
“Jangan Gadaikan Masa depan bangsa Indonesia. Jangan Rusak Peradaban Anak Cucu Kita kelak dengan Hadir Bangkit Kembalinya FPI HTI PKI, jika tak ingin bangsa Indonesia seperti Afganistan!!!” Gus Wal berpesan.
“Hari ini kami mulai dari ‘Jombang Jantung Bangsa, Mengajak kepada seluruh negeri untuk bersama sama menolak hadir Bangkit Kembalinya FPI HTI PKI sampai kapanpun jua’. Baik ormasnya, faham ideologinya, kegiatannya dan segala hal yang berbau serta mengandung unsur FPI HTI PKI ‘haram terlarang’ di seluruh penjuru negeri Indonesia ini,” ujar Gus Wal.
“Bismillah, setelah Jombang aksi dan gerakan-gerakan menolak hadir bangkit kembalinya FPI HTI PKI akan segera menyebar ke berbagai seluruh penjuru negeri,” jelasnya.
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” Gus Wal kembali mengingatkan.
“Gerakan Jaga Kampung Desa dari Corona, Talibanisasi, Radikalisme Khilafah Komunisme Terorisme,” pungkas Gus Wal menutup wawancara dengan SintesaNews.com.
#GardaNusantaraBersatu
#GardaBentengNusantara
#ChauvinisNusantaraBersatu