Penulis: Nurul Azizah
Minggu, 25 September 2022 penulis bertemu dengan generasi-generasi muda NU yang penuh visioner. Mereka dengan semangat memperkenalkan hadrah Al-Banjari.
Para pengurus Aliansi Banjari Semarang (Albas) mengadakan peringatan hari ulang tahun Aliansi Banjari Semarang ke-1. Kebetulan acara diadakan di aula Al-Fadhilah Meteseh Tembalang Semarang yang dekat dengan rumah penulis. Acara ini disambut baik oleh tuan rumah Dr. KH. Iman Fadhilah, M.Si beserta pak Muslich Soekardi sebagai pembina Albas.
Disela-sela kegiatan penulis berbincang-bincang dengan ketua panitia mas Zaenul haq, mas Fajar Ainun anggota merangkap sie acara beserta rekan-rekan panitia. Yang menarik perhatian, ketika penulis bincang-bincang ada kru dari media NU Online PBNU pusat. Mereka dengan ramah menerima penulis, diantaranya ada mas Hilman. Media NU Online PBNU pusat memang mendapat undangan dari panitia.
Mas Fajar menuturkan, “Tema dari peringatan Harlah Albas ke-1 adalah menjalin tali silaturahmi para pecinta Maulid Nabi Muhammad SAW terutama dalam bentuk hadroh Al banjari.”
“Kami ingin menyodorkan warna lain dari hadroh, seni musik rebana untuk lebih semangat bersholawat,” jelas mas Fajar.
Musik rebana ini pada umumnya sama seperti musik hadroh lainnya. Cuma bedanya seni al banjari memiliki irama yang menghentak, rancak dan variatif. Kesenian ini biasanya dibawakan pada acara-acara seperti Maulid Nabi, pengajian dalam rangka peringatan hari besar agama Islam, seperti Isro’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, perayaan tahun baru hijriyah dan hajatan-hajatan yang ada di masyarakat serta kegiatan keagamaan lainnya.
Hadrah Al banjari menurut penulis merupakan proses improvisasi karena di dalamnya musiknya berbeda dari hadroh pada umumnya.
Peserta gebyar sholawat al banjari berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Panitia Albas siap menyambut Al banjari dari Jawa Tengah seperti dari Wonosobo, Salatiga, Magelang, Kebumen, Temanggung dan perwakilan dari Jawa Timur.
Dari sesi penampilan penulis semakin faham hadroh al banjari lebih mengedepankan pada vokal, aransemen, dan adap syair (perfome).
Semoga dengan hadirnya aliansi banjari Semarang semakin merekatkan tali silaturahmi antar penggemar hadroh al banjari. Selain itu juga untuk menyemarakkan sholawat Nabi Muhammad SAW bagi generasi penerus bangsa, khususnya generasi muda NU. Kegiatan ini juga untuk mewadahi kegiatan positif para pemuda NU untuk terus berimprovisasi dalam bersholawat.
Hadroh Al banjari dikenalkan dari daerah Banjarmasin dan berkembang di seluruh Nusantara. Dulu dikembangkan oleh Syekh Arsyad Al Banjari dari Martapura Kalimantan Selatan, demikian penjelasan dari ketua panitia.
“Hadroh al-banjari ada dinamika dan aransemen atau kolaborasi dengan alat musik lainnya. Banjari terkesan lebih sakral. Teknik pukul alatnya berbeda,” demikian tutur M. Zaenul Haq ketua panitia peringatan hari lahir ke-1 Albas (Al Banjani Semarang).
Menurut sesi acara peringatan Harlah Albas ke-1 dimulai Siang hari jam 13.00 WIB hingga selesai malam harinya, paginya diisi dengan semak’an Qu’ran oleh mahasiswa Unwahas penghafal Al-Quran.
Rangkaian acara dari pagi hingga puncaknya pada malam hari yaitu, Maulidurrosul dengan penampilan peserta gebyar sholawat. Mereka rata-rata usia muda, dan berstatus sebagai mahasiswa, generasi muda NU.
Nurul Azizah, penulis buku “Muslimat NU di Sarang Wahabi”. Minat hub. penulis 0851-0388-3445.