Penulis: Nurul Azizah
Setelah tidak diundang pada acaranya DPD PDIP Jawa Tengah di Panti Marhaen Semarang, Sabtu 22/5/2021, nama Ganjar Pranowo (GP) terus menjadi sorotan publik. Apalagi GP dicoret dari kader PDIP, banyak yang mulai tidak suka pada PDIP.
PDIP mungkin saja akan menaikkan nama Puan Maharani untuk Pemilu dan Pilpres tahun 2024. Tapi publik mulai geram dengan PDIP terutama pada ketua DPD PDIP Jateng Bambang Pacul Wuryanto dan sosok ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Di sisi lain nama GP terus banyak dibicarakan orang baik di dunia nyata dan dunia maya. Terutama di medsos, setiap hari muncul gambar GP beserta dukungannya.
Siapa sih sosok GP yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode ini.
H. Ganjar Pranowo,S.H, M.I.P adalah Gubernur Jawa Tengah periode kedua yang menjabat sejak 5 September 2018. Sebelumnya, ia adalah Gubernur Jawa Tengah periode pertama sejak 23 Agustus 2013 hingga 23 Agustus 2018 dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan periode 2004 – 2009 dan 2009 – 2013.
Pria kelahiran Kabupaten Karanganyar, 28 Oktober 1968, menikah dengan Siti Atiqoh Supriyanti, pasangan ini dikarunia satu anak bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Pria alumni Universitas Gajah Mada (1987 – 1995) ini memiliki saudara kandung diantaranya: Pri Pambudi Teguh, Pri Kuntadi, Joko Prasetyo dan Prasetyowati.(Wikipedia)
GP beberapa hari ini menjadi berita utama di banyak koran dan majalah bahkan menghiasi ruang publik pembaca di medsos.
Mengapa banyak yang mencalonkan GP menuju RI 1 pada 2024 nanti? Berdasarkan survey dari beberapa lembaga survei elektabilitas calon dari PDIP, GP menempati suara terbanyak di antara GP, Puan dan Risma.
Dari lembaga Akar Ruput Consulting GP 11,25%, Puan 2,48%, Risma 3,97 %. Indikator politik GP 15,7%, Puan 2,9%, Risma kosong. Dari lembaga Survei Indonesia GP 10,6%, Puan 0,1% dan Risma 5,5% dan lembaga-lembaga survei lainnya nama GP tetap masih kuat elektabilitasnya. (berbagai sumber survei).
Yang menjadi pertanyaan saya dan mungkin banyak nasionalis yang lain, dari survei elektabilitas pilpres 2024 GP menempati posisi tertinggi, tetapi setelah dicoret dari PDIP, GP menempati posisi tak aman.
Untuk itu para nasionalis dan sebagian beaar rakyat Indonesia terus memperjuangkan agar GP tetap bisa masuk pada bursa pencalonan pilpres 2024. Tulisan demi tulisan terus diposting sebagai bentuk perjuangan untuk GP.
Banyak rakyat yang sudah merasakan kepemimpinan Bapak Jokowi menjadi presiden RI dua periode. Kemajuan bangsa ini terus diupayakan beliau pada tingkat nasional dan internasional. Sekarang pak Jokowi tidak bersedia maju tiga periode sesuai keinginan dari kaum nasionalis. Untuk itu rakyat berupaya terus mencari sosok pengganti Bapak Jokowi. Sosok yang paling tepat saat ini ya ada pada diri GP. Seorang nasionalis, giat bekerja, pintar, humoris, dekat dengan rakyat, tidak korupsi dan tidak ngapusi, serta mewarisi figur Sang Bung Besar Soekarno.
Nasib GP baru dipertaruhkan, semoga GP tetap “diambil lagi” oleh PDIP. GP masih terlalu dini apakah dia berani ‘lompat pagar’ atau tidak. Kalau GP lompat ke partai lain akan dengan senang hati diterima. Sangat tidak mungkin kalau GP tidak diterima dan tidak punya peluang lagi. Sangat disayangkan ada tokoh nasionalis yang memiliki elektabilitas tinggi, tapi dia tidak dicalonkan sebagai bakal calon presiden.
Ya, kita doakan terus agar GP tetap diterima di PDIP. Kita tunggu sowannya GP ke Megawati Soekarno putri sebagai ketua umum PDIP. Tidak tahu pasti arah perpolitikan di kubu PDIP, adakah peluang GP yang begitu populer akan dipasangkan dengan Puan Maharani, atau ke Yaqut Cholil Qoumas, ataukah ke Ahok dan masih banyak pasangan yang mungkin disandingkan dengan GP.
Itulah politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada kepentingan yang abadi.
Yang jelas saya dan teman-teman nasionalis tetap dukung GP maju ke pilpres 2024.
Penulis tinggal di Semarang, pegiat NU dan NKRI.