Enam Belas Hari dari 2 Hingga 227 Orang Positif Corona, Apa Kesiapan Pemerintah?

SintesaNews.com – Sejak diumumkan pertama kali oleh Presiden Jokowi pada 2 Maret lalu hingga hari ini (18/3) jumlah pasien positif terjangkit virus corona berjumlah 227 orang. Dari 2 orang yang terdeteksi meningkat 16 hari kemudian menjadi 227. Di antaranya telah sembuh 11 orang, namun ada 19 orang yang meninggal.

Apa saja kesiapan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran wabah virus corona ini?

Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan ‘Social Distancing’

-Iklan-

Presiden Jokowi telah menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Jokowi telah memberikan arahan untuk mengendalikan penyebaran virus corona dengan pembatasan sosial (social distancing). Yaitu mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, dan mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko besar kepada penyebaran Covid-19.

“Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu terus untuk kita gencarkan untuk mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat, baik itu urusan kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan layanan-layanan publik lainnya,” jelas Presiden 16/3/2020.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan upaya menghadapi COVID-19 hanya bisa dilakukan jika semua bekerjasama dan disiplin mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah. Di antaranya menjaga jarak aman dengan bekerja, beribadah, belajar dari rumah serta selalu melakukan praktik kebersihan dasar khususnya cuci tangan menggunakan sabun.

Kebijakan Kementerian Luar Negeri Membatasi Pendatang

Selain China, Pendatang dari 8 Negara Ini Juga Dilarang Masuk Indonesia

Kebijakan terhadap RRT masih berlaku sesuai dengan pernyataan Menlu tanggal 2 Februari dan Permenkumham nomor 7 tahun 2020.

Kebijakan terhadap Korea Selatan untuk Kota Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do masih sesuai dengan pernyataan Menlu tanggal 5 Maret 2020.

Kebijakan tambahan yang mutakhir adalah tidak diizinkannya pendatang yang dalam waktu 14 hari terakhir berkunjung ke Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss, dan Inggris, untuk masuk atau transit ke Indonesia.

Kebijakan Kementerian BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan langkah antisipasi dari BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

“Kimia Farma punya 1.300 apotek seperti ini. Di dalam 1.300 apotek ini ada 600 klinik. KAEF sudah melakukan antisipasi sejak 10 Januari di mana salah satunya dengan corona virus corner untuk deteksi dini,” kata Erick saat meninjau apotek Kimia Farma di Menteng, di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Erick menjelaskan dirinya juga sudah mengecek masker dan antiseptik. “Bahkan Kimia Farma sudah mulai membatasi orang beli lebih dari luar. Harga kita pastikan tidak ada menaikkan harga. Itu fungsi BUMN hadir untuk rakyat,” tegas Erick.

Erick Thohir juga menyiapkan Rumah Sakit Pertamina dan  Hotel Patra Comfort menjadi tempat penanganan virus corona.

“RS Pertamina Jaya jadi rumah sakit khusus penanganan COVID-19,” kata Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama dalam cuitannya di akun Twitter-nya, Rabu (18/3/2020).

Wisma Atlet sebagai Pusat Isolasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tindak lanjut yang akan dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona adalah dengan memanfaatkan Wisma Atlet sebagai salah satu pusat isolasi.

“BNPB akan mengkoordinasikan pemanfaatan wisma atlet sebagai salah satu pusat instalasi untuk mengisolasi pasien yang positif covid-19,” katanya lewat Channel Youtube Kemenkeu, Rabu (18/3/2020).

Realokasi Dana Proyek Pembangunan

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, salah satu hasil rapat adalah pengalihan alokasi anggaran. “Salah satu keputusan rapat kabinet hari ini adalah refocussing dan realokasi dana ke arah penyelamatan rakyat,” kata Mahfud.

Menurut dia, pengalihan anggaran ini, digunakan untuk kesehatan rakyat. “Artinya, dana-dana yang selama ini dianggarkan untuk pembangunan atau proyek-proyek, supaya dialihkan dulu untuk kesehatan rakyat dan menyelamatkannya dari Corona,” ungkap Mahfud.

Siapkan Alat Tes Virus Corona yang Canggih

BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/RNI sedang memesan alat tes cepat corona (rapid test) dari China.

Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan saat ini RNI tengah menunggu izin impor alat kesehatan ini dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memangkas waktu dan biaya untuk pemeriksaan awal virus corona (COVID-19).

“RNI lagi kerja sama dengan perusahaan dari China mau produksi rapid test untuk COVID-19, alat tes, kerja sama dengan pabrik China. Itu tes corona kan rapid test yang hasilnya bisa keluar hanya 15 menit sampai 3 jam. Kami sudah pesan 500 ribu pcs. Ini RNI yang pesan tapi kita menunggu izin Kemenkes, kalau sudah bisa kita kirimkan untuk tes corona dengan cepat,” kata Arya di Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Bantuan Kerjasama dari China

Dubes RRT untuk RI Xiao Qian menyatakan bahwa China bersedia untuk bekerja sama dan membantu Indonesia dalam penanganan virus corona. “Kami juga siap bekerja sama dengan Indonesia dan memberikan bantuan semaksimal mungkin bagi Indonesia untuk menangani pandemi ini,” tegasnya.

Pembangunan Rumah Sakit Khusus

Kementerian PUPR mengebut pembangunan rumah sakit yang menjadi fasilitas khusus observasi sekaligus karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, seperti wabah virus corona.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga, mengatakan pembangunan fasilitas khusus ini sudah mencapai 50 persen. Bahkan untuk zona A atau zona pendukung (eks Sinam) sudah mencapai 70 persen.

“Zona pendukung itu sudah hampir 70 persen lah, tinggal toilet, zona pendukung itu di lokasi awal pengungsi Vietnam. Nah zona observasi kita udah pondasi sudah selesai, kalau persentase mungkin sudah lebih dari 50 persen,” ujar Danis seperti dilansir dari Kumparan, Senin (16/3).

Presiden Perintahkan Bulog untuk Operasi Pasar, Stok Beras Sangat Cukup

Presiden Joko Widodo tiba-tiba melipir ke Gudang Bulog di Kelapa Gading, Rabu pagi, 18 Maret 2020 untuk memastikan ketersediaan bahan pangan utamanya beras. Sekitar pukul 09.00 WIB, Presiden datang disambut Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Jokowi kemudian berkeliling gudang beras tersebut dan meninjau kualitas dari stok beras yang siap didistribusikan oleh Bulog. “Langsung keluarkan ini (beras) ya operasi pasar” perintah Presiden kepada Budi Waseso saat peninjauan.

Setelah kurang lebih 30 menit berada di lokasi, Presiden Jokowi kemudian meninggalkan Gudang Bulog untuk kemudian menuju ke Istana Merdeka, Jakarta.

“Pemerintah memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok cukup memadai untuk kebutuhan masyarakat,” ucap Presiden, Minggu 15 Maret 2020 di Istana Bogor.

Berbagai persiapan menghadapi penyebaran wabah virus corona terus dilakukan oleh pemerinta supaya bisa mengendalikan dampak paling buruk atas pandemi global ini. Masyarakat tak perlu panik. Pemerintah telah di jalur yang tepat.

Gubernur DKI Anies Baswedan dalam konferensi pers di BNPB siang tadi memberi pesan, “Pencegahan di masyarakat, pastikan jaga jarak dan cuci tangan yang bersih.”

Posted by Badan Nasional Penanggulangan Bencana on Tuesday, March 17, 2020

Website resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19: https://www.covid19.go.id/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here