Ellen Frani Menjawab Surat Terbuka Tentang Program BBM di Apau Kayan Malinau Kaltara

Menindaklanjuti surat terbuka dari saudara Rum Tingai tentang BBM satu harga, pihak Pemkab Malinau melalui Kabag Perekonomian dan SDA menjelaskan bahwa kendala utama masalah penyaluran BBM satu harga di Apau Kayan adalah terkait masalah akses jalan yang sulit, jika pada kondisi tidak hujan perlu waktu sekitar sepekan untuk memobilisasi BBM, dan jika cuaca ekstrem bisa lebih.

Hal yang sama juga pernah disampaikan oleh penyalur BBM bersubsidi saat berkoordinasi dengan Pemkab Malinau beberapa waktu yang lalu, karena aksesnya harus melalui Kab. Mahakam Hulu, Long Bagun, Kalimatan Timur.

“Sehingga diperlukan waktu sekitar sepekan,” ujar Kabag Perekonomian dan SDA kepada Ellen Frani melalui telpon cellulernya.

-Iklan-

 

Sebagai klarifikasi penulis tidak pernah menyuarakan masalah BBM, yang disuarakan sesuai dengan judul berita.

Penulis memahami kondisi serta kontur tanah di Kaltara dimana banyak melintasi perbukitan yang sulit sehingga membuat ongkos angkut melalui darat sudah melebihi batas kewajaran.

Untuk diketahui akses jalan dari Long Bagun ke Apo Kayan yang berjarak sekitar 360 km, adalah jalan tanah yang ekstrim dan licin, terutama di KM 25, KM 50, KM 82 dan KM 325 kendaraan harus menyebrangi sungai.

Seperti itulah kondisi pendistribusian saat itu berjalan, dan apabila turun hujan mobil-mobil angkutan tidak mungkin berani lewat.

Hal ini diperparah lagi dengan kondisi ruas jalan yang sangat tidak mendukung, sehingga membuat waktu tempuh sampai berhari-hari.

Permasalahan ini juga pernah dibahas bersama antara Pertamina, Pemprov, beserta BPH Migas Kabupaten Malinau, Bulungan dan Nunukan, yang juga mengalami hal yang sama.

Misal di Krayan Kabupaten Nunukan, untuk mendistribusikan BBM harus menggunakan pesawat, karena akses darat tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan pengangkut BBM.

Dengan ongkos angkut yang sangat mahal, ada kemungkin penyalur BBM di daerah tersebut tidak berkenan untuk mendatangkan BBM subsidi tersebut, karena dari segi keuntungan tidak memadai, hal ini juga bisa membuat pendistribusian BBM menjadi tersendat.

Semoga pendistribusian program BBM satu harga ini bisa segera mendapatkan solusi yang tepat, sehingga saudara kami yang ada di daerah 3T juga bisa merasakan BBM dengan harga murah.

Dokumentasi bulan Mei 2023 dan sampai saat ini kondisi masih sama.

Penulis: Ellen Frani, Aktivis Perempuan Dayak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here