Efek Domino Pelanggaran Etika, Dampaknya Saat Ini

Penulis: Nurul Azizah

Jangan biarkan pejabat yang melanggar etika bisa melenggang terus di negeri ini, karena bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai dasar filosofi ideologi, dan paradigma yang bersumber pada rumusan luar biasa sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Jangan sampai Indonesia ada pejabat yang memiliki martabat yang buruk, adanya pelanggaran HAM. Rapuhnya mentalitas pejabat jangan sampai dianggap wajar, karena semua akan berdampak pada menguatnya budaya korupsi yang banyak dilakukan oleh oknum pejabat negara.

Jangan sampai pejabat negara diisi oleh orang yang melanggar norma kesopanan, norma agama, norma hukum, norma susila, dan lain-lain norma yang ada di masyarakat.

-Iklan-

Sudah banyak disuguhkan ke masyarakat orang yang melanggar etika dan norma malah diangkat menjadi pejabat. Tidak usah saya sebutkan, masyarakat tidak buta mata hatinya. Masyarakat terutama kaum intelektual dan netizen 62 sudah sangat muak dengan pembiaran dan mewajarkan para pejabat negara yang melanggar hukum dan kode etik kesopanan, tidak jujur, pelanggaran moral dan kaidah agama yang menyebabkan pelanggaran prilaku yang merugikan orang lain dan masyarakat.

Etika harus dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena seseorang yang memiliki etika akan bertanggung jawab semua perbuatannya kepada Allah SWT dan kepada masyarakat. Indonesia adalah negara yang dibentuk berbasis pada moral. Kalau moral pejabat negara sudah tidak bisa untuk menjadi panutan terus rakyat akan manut ke siapa?

Kalau pejabat negara dibiarkan melakukan pelanggaran etika, saat sekarang rakyat merasakan dampaknya. Pelanggaran kode etik oleh pejabat negara dapat berdampak pada kerusakan tata kelola pemerintahan. Pasti Indonesia mengalami banyak hambatan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan transparan. Penurunan kualitas pelayanan publik dan tentunya penurunan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Kode etik bertujuan untuk memberikan pedoman bagi pejabat negara dalam bersikap, bertingkah laku dan berbuat. Kode etik juga akan menjaga kehormatan dan kemuliaan dari pejabat negara. Menjaga integritas, martabat, citra dan kepercayaan pejabat itu sendiri.

Menyoal masalah etika banyak yang teringat arti “ndasmu etik” istilah bahasa Jawa yang diucapkan Prabowo Subianto (sekarang menjadi Presiden RI ke 8) saat kampanye Pilpres 2024. Sampai-sampai netizen 62 mencari arti kata dari “ndasmu Etik” artinya kepalamu etik. Kata ndasmu itu merujuk pada kata bahasa Jawa yang bermakna kasar, orang Jawa sangat paham dengan istilah ndasmu. Istilah ngoko, tingkatan paling bawah dalam unggah ungguh bahasa Jawa. Kata “Ndasmu Etik” yang diucapkan Prabowo Subianto dalam kampanye pilpres 2024 bisa ditafsirkan ke berbagai hal, bisa bermakna guyonan, sindiran, dan bisa pula sarkasme. Konteks, Prabowo mengucapkan “Ndasmu Etik” saat menyanggah pernyataan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan pada debat capres (Desember 2023), di mana Anies sempat menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) batas usia capres cawapres. Tentunya hal ini tidak mungkin dilupakan oleh masyarakat. Apalagi sudah ada jejak digitalnya dan tidak mudah untuk dihapus. Sempat viral juga di semua platform media sosial.

Ada juga pembiaran oleh pihak Menkominfo saat itu dijabat oleh Budi Arie Setiadi (BAS) mengapa tidak berani mengungkapkan siapa pemilik akun fufufafa. Yang sampai sekarang masih misteri. Menurut informasi dari netizen 62 diduga akun Kaskus fufufafa milik Gibran Rakabuming Raka yang sekarang menjabat wakil Presiden.

Para pejabat negara banyak yang melanggar etika tapi diangkat karena politik balas budi karena perkronian atau pertemanan. Pejabat negara diangkat bukan dari orang yang profesional di bidangnya tetapi karena saat kampanye pilpres mendukung paslon 02, Prabowo Gibran.

Contoh yang lagi viral sekarang Miftah Maula pejabat negara sebagai utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan, malah membuat blunder di masyarakat. Yaitu dengan menghina pedagang es teh manis saat pengajian di Magelang.

Saat ini Jumat (6/12/2024) Miftah mengundurkan diri sebagai tindak lanjut atas video yang sangat gaduh seantero negeri yang merendahkan penjual es teh manis, disorot warganet dengan berbagai reaksi dan kecaman.

Tulisan ini bukannya yang kalah dalam pilpres sakit hati. Bukan itu, tapi akibat dari pembiaran orang yang melanggar etika hukum dan sosial serta agama kita anggap wajar dan sekarang semua merasakan akibatnya.

Dan sepertinya hal-hal yang melanggar norma ini akan terus menggelinding. Polisi pelanggar etik naik jabatan, “Ulama yang tersandung etik dengan kesombongan menghina pedagang es teh manis sampai dikomentari PM Malaysia. Akibat dari “ndasmu etik” dibiarkan dan dianggap wajar sekarang diadili oleh masyarakat sebagai konsensus silent majority.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI

Buku kedua karya Nurul Azizah. “Muslimat NU Militan untuk NKRI”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here