Penulis: Dahono Prasetyo
Maraknya naturalisasi pemain dari Belanda menjadikan karakter permainan sepak bola Indonesia berkiblat ke negeri kincir angin. Visi sepak bola kita dalam berbagai level mengalami perubahan dari gaya Spanyol atau Italia sebelumnya menjadi ala Holland
Timnas senior menjadi tolak ukur skema taktik dan strategi di level dunia. Coach STY bukan tidak bagus, namun menjadi skema transisi membangun sepak bola dengan kualitas dunia.
Namun publik jangan lupa bahwa PSSI sudah melakukan kontrak kerja sama jangka panjang KNVB (PSSI-nya Belanda). Puluhan bibit pemain dari Belanda dilepas membela tim merah putih bukan tanpa kesepakatan antar negara. Hingga pelatih diimpor sosok dari Belanda juga tinggal menunggu waktu.
Komunikasi dan filosofi bermain bola para pemain naturalisasi dari Belanda tentunya akan lebih nyaman jika bertemu pelatih dari satu negara. Sepak bola tidak hanya tentang teknik menendang dan mengumpan, tapi bagaimana membangun chemistry akan efektif terbentuk dari kenyamanan.
STY dengan segudang prestasi sudah paham, kiprahnya di Timnas akan segera diganti dengan pelatih asal Belanda. Bukan tentang gagal atau berhasil namun visi sepak bola Indonesia ke depan serius dibangun bergaya Eropa. Bukan K-Pop
Menjadi penonton dan pengamat sepak bola tidak seharusnya baper menangisi kepergian STY. Kita masih bisa melihatnya di iklan kopi. Presiden ganti saja kita bersuka cita, pelatih bola ganti kenapa jadi pada sentimentil?
Apa karena drama di lapangan bola sudah serupa Drakor? Melankolis. Kalau iya kapan majunya? Bertahan terus, susah kirim umpan ke depan bikin gol.