SintesaNews.com – Netizen di Twitter dengan nama akun @Sam__Ardi belum lama ini mengunggah sebuah dokumen lawas di masa Gubeenur Hindia Belanda dipegang oleh Daendels, yang kala itu mencanangkan pembangunan Jalan Pos (postweg).
Dokumen mengenai penganggaran upah dari Daendels untuk proyek postweg yang diunggah tersebut dapat dilacak pada Plakaatboek 1602-1811 karangan Mr. J. A. van Der Chijs terbitan Batavia tahun 1895.
Berikut thread dari @Sam__Ardi :
Akhirnya menemukan dokumen tentang H.W. Daendels yang menganggarkan pemberian upah untuk para pekerja pembuat jalan sebagaimana kemarin menjadi pembahasan di TL dan sempat menjadi trending topic Twitter, cuma saya lupa siapa yang membahas. Utas singkat saja ya dari saya.
Konteksnya adalah Daendels memberikan instruksi kepada Komisaris Urusan Pribumi untuk melaksanakan proyek pembukaan jalan raya dari Buitenzorg (Bogor) ke Karangsambung via Cipanas, Cianjur, Bandung, Parakanmuncang, dan Sumedang.
Jalan yang hendak dibuat sebagaimana tercantum dalam dokumen adalah “2 roeden Rijnlands” dimaksudkan untuk menjadi sarana pengangkutan, pemeliharaan oleh daerah setempat dan penduduk.
Proyek pengerjaan jalan raya membutuhkan 1.100 orang, didatangkan dari Jawa dgn pembagian: Cisarua ke Cianjur 400, Cianjur ke Rajamandala 150, Rajamandala ke Bandung 200, Bandung ke Parakanmuncang 50, Parakanmuncang ke Sumedang 150, Sumedang ke Karangsambung 150.
Bagaimana dengan anggaran upah? Terdapat di dalam dokumen yg sama: Cisarua ke Cianjur 10 ringgit perak/orang, Cianjur ke Rajamandala 4, Rajamandala ke Bandung 6, Bandung ke Parakanmuncang 1, Parakanmuncang ke Sumedang 5, Sumedang ke Karangsambung 4.
Siapa yg survey lokasi & pemetaan bakal jalan sblm dilaksanakan pembangunan? Adalah Kolonel Zeni Lutzow dibantu dgn 2 ingenieur (insinyur). Dari Cisarua ke Cianjur 1 insinyur, Parakanmuncang ke Karangsambung 1 insinyur, lainnya 1 insinyur. Para insinyur ini punya asisten bintara.
Bintara ini ditunjuk langsung oleh para ingenieur. Para pihak yang disebutkan tersebut diberikan upah quart rd zilver atau seperempat ringgit setiap harinya, sementara untuk kepala dan perwira Zeni menyesuaikan dengan nilai-nilai kepangkatan.
Setelah itu mulai membangun, tetapi ndak berjalan lancar karena terkendala beberapa hal, misalnya medan pembangunan yang berbahaya. Mengatasi hal ini pemerintah kolonial mengeluarkan penetapan untuk melakukan rekrutmen pekerja proyek. Apakah ada upah? Dalam dokumen tertera.
Per 28 Maret 1809 pekerja hingga proyek selesai dikasih secara cuma-cuma per harinya 1 1⁄4 pon beras serta tiap bulan 5 pon garam. Untuk pekerja asal Cirebon dan Vorstenlanden ada ketentuan khusus mengenai pengupahan. Mandor 3 ringgit, pekerja 2, per kepala 3 kantong beras.
Jika dikatakan ada dokumen yg isinya probabilitas anggaran pengupahan utk para pekerja proyek Daendels, bisa dikatakan benar adanya. Apakah anggaran tersebut turun ke para pekerja? Sementara no comment dulu, masih mencari dokumen tentang itu, soalnya sini bukan ahli trawangan.
Untuk istilah, secara yuridis bernama proyek besar pembangunan postweg (jalan pos) dari Buitenzorg (Bogor) menujung Karangsambung. Itu saja yang dapat saya sampaikan terkait dengan sejarah hukum proyek jalan pos Daendels. Sekian.