Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam daftar 50 perempuan pemimpin perusahaan yang paling berpengaruh di dunia atau Most Powerful Women International tahun 2020.
Dari daftar tersebut, nama Nicke Widyawati menempati rangking 16. Menurut Majalah Fortune, nama-nama yang masuk 50 besar merupakan perempuan eksekutif perusahaan terkemuka berskala global yang mampu bertahan dan bangkit di masa pendemi Covid-19.
Disebutkan Fortune, sebagai pemimpin perusahaan energi milik negara di Indonesia, Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengawasi perusahaan berpendapatan tahunan lebih dari AS$54,6 miliar dan jumlah karyawan sekitar 32.000 orang di seluruh dunia.
Nicke, perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 25 Desember 1967 ini diangkat menjadi Dirut Pertamina pada 2018 . Pemegang saham memberikan kepercayaan kepada Nicke untuk melakukan transformasi bisnis sebagai induk perusahaan dan anak usaha dalam jangka waktu dua tahun.
Merebaknya pandemi Covid-19 yang berdampak kepada perusahaan, membuat Pertamina menurunkan target produksi minyak karena permintaan yang lebih rendah dan pemangkasan biaya dan belanja modal.
Pertamina membukukan kinerja keuangan positif sepanjang 2019 dengan laba bersih AS$2,53 miliar atau setara Rp 35,8 triliun. Setoran dividen tunai sebesar Rp 8,5 triliun. Besaran dividen ini meningkat 7 persen dibandingkan setoran tahun lalu yang sebesar Rp 7,95 triliun. (Kompas 19/6/2020)
Perusahaan energi plat merah ini juga mampu mempertahankan produksi migas sepanjang 2019. Capaian ini berkat kegiatan operasional yang intensif, seperti pengeboran 322 sumur pengembangan, 14 sumur eksplorasi, 751 kegiatan workover, dan 13.683 well services.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina saat ini telah memiliki lapangan migas di 13 negara di Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa. “Dari lapangan tersebut, kami berharap dapat mendukung aspirasi pemerintah mencapai 1 juta barrel oil per day (BOPD) dan 4 ribu million standard cubic feet per day (MMSCFD) pada 2024,” katanya.
Pertamina menurunkan impor migas sebesar 35 persen dan produk 11 persen. Penurunan impor ini mampu menghemat devisa sebesar AS$7,3 miliar atau setara Rp 109 triliun pada 2019.
Dalam daftar Most Powerful Women International 2020, posisi pertama ditempati Emma Walmsley, CEO GlaxoSmithKline perusahaan farmasi yang berpusat di Brentford, Inggris. Disusul Jessica Tan, i Co-CEO dan Executive Director Ping An Group, perusahaan asuransi berbasis keuangan dan teknologi.
Di tempat ketiga, ada Ana Botin Executive Chairman Banco Santander, bank berbasis di Madrid, Spanyol. Keempat, Helena Helmersson, perempuan berkewarganegaraan Swedia, bos H&M Group, perusahaan fesyen bersakala global.