SintesaNews.com – Diam-diam Presiden Jokowi mengecek salah satu rumah pompa yang ada di Jakarta, Jumat pagi, 3 Januari 2020. Presiden ingin memastikan semua alat penanganan banjir yang ada di Waduk Pluit berfungsi secara optimal.
Tiba sekitar pukul 08.55 WIB, Presiden langsung mengecek ke lokasi dimana sejumlah alat berat bersandar di sisi Waduk Pluit.
“Ini (alat) enggak jalan?” tanya Presiden kepada operator alat berat yang ada di lokasi.
“Sedang off dulu, Pak,” jawab salah seorang operator.
Setelah berdialog sebentar dengan operator alat berat, Presiden yang datang hanya dengan dikawal oleh Paspampres langsung menuju salah satu rumah pompa Waduk Pluit.
Presiden pun kembali berdialog dengan salah seorang petugas yang berada di lokasi sembari berkeliling rumah pompa.
Mengetahui mesin pompa dalam kondisi baik, Presiden pun langsung berucap “bagus-bagus” dan mengacungkan jempolnya.
Tak ada pengawalan berlebihan, tanpa staf khusus yang terlihat bersamanya, tanpa jajaran pejabat lainnya, Jokowi yang memang sejak menjabat Walikota dan Gubernur ini terkenal dengan “pergerakan”nya yang tiba-tiba blusukan tanpa ada yang tau, mengecek sendiri bagaimana pompa-pompa air di Jakarta yang sebanyak 450 unit bekerja dengan baik.
Terlepas dari pantauan wartawan yang ikut menyertainya, dokumentasi foto dan video hanya dibuat oleh orang yang sedang bekerja di sana.
Berdasarkan pantauan netizen, pompa air yang dioperasikan dan disiagakan pada 1 Januari 2020 pukul 12 siang, hanya 50 pompa air yang dinyalakan dan 136 disiagakan. Jadi masih ada 264 pompa air yang dalam kondisi off. Tidak difungsikan.
Jelas bahwa banjir di Jakarta memang hanya kemampuan pemimpinnya dalam pengelolaan turunnya air baik dari curah hujan yang tinggi maupun air kiriman dari Bogor.
Dihubungi secara terpisah oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa sidak Presiden tersebut merupakan langkah yang tepat.
“Presiden tentunya ingin memastikan Waduk Pluit yang berfungsi sebagai tampungan sementara (polder) yang masuk dari Kali Cideng (termasuk Kali Pakin dan Kali Jelangkeng), anak Kali Ciliwung (Kali Besar) dan saluran drainase sekitarnya dapat beroperasi dengan normal,” ucap Basuki.
Selain itu, waduk ini dilengkapi dengan pompa yang fungsi utamanya pada saat kondisi banjir dan pasang air laut (rob), dimana air akan dipompa dari Waduk Pluit ke laut.
Basuki juga menjelaskan bahwa tampungan Waduk Pluit adalah 3,29 juta m3 yang dilengkapi dengan 3 rumah pompa berkapasitas total 49 m3/detik.
“Daerah yang dilayani Waduk Pluit seluas 2080 hektar, termasuk di dalamnya pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan (Monas, Pasar Baru, Mangga Dua, Duri, Kota, dll). Waduk Pluit menjadi bagian sistem tata air pada kawasan sekitar Istana,” ucap Basuki.
Pengoperasian Waduk Pluit berada dibawah tanggungjawab Pemprov DKI Jakarta. Waduk Pluit selesai dibangun tahun 1973, sedangkan pompanya mulai dibangun tahun 1978 dan selesai 1984. Rehabilitasi terakhir selesai dilaksanakan tahun 2014.
Pertama : Untung ga ada iklan obat kuat yg suka endors di mana saja.
Kedua : pasti tau, kita kaum yg waras , dan kita tetap menjaga kewarasan kita dalam menghadapi penghuni bumi datar dan sampai saat ini, gw masih sock ternyata beneran ada crramahnya si habib bilang bumi itu datar, diamini warganya lagi..dan juga kritisi dan tetap mengawasi dengan Tulisan Tanpa Papan ke mereka pejabat2 penghisap harta negara, para pendompleng kendaraan politik yaitu aliran agama yg keras dan terlarang.
Ketiga : request dong, please ikan buntel edisi khusus, kale aja ada apa gitu tentang nya yg ancur…
Hahaha