Anakku, Kau adalah Bintang Hatiku
Penulis: Nurul Azizah
Ibumu tidak semulia Siti Khotijah, tidak setaqwa Aisyah pun tidak setabah Fatimah apalagi secantik Zulaikha. Ibumu adalah wanita akhir zaman yang mempunyai cita-cita menjadi sholikah.
Ibu selalu memohon doa atas kesehatan badanmu, atas kesuksesan karirmu dan kelancaran rejekimu.
Ibu hanya bisa menaruh harapan bagi putra-putrinya agar kelak hidupnya bahagia. Karena ibumu hidup di zaman yang jauh berbeda dengan dunia anak-anak sekarang.
Ibumu hanya bisa mendengar cerita ceria anak-anak dikala tumbuh dewasa. Membersamai dalam setiap kesempatan kegiatan anak-anaknya, perhatian yang diberikan ibu itu sudah luar biasa. Ibumu hanya wanita sederhana yang tidak selalu bisa memenuhi keinginan anak-anaknya. Mau mengalah demi kebahagiaan putra-putrinya. Akan terkesima mana kala anaknya bahagia. Akan terluka mana kala anaknya dirundung duka.
Jangan bersedih anakku, ibu akan selalu berusaha menjagamu sampai nyawa ini terpisah dari raga. Karena kaulah kekuatanku. Ibu tidak minta apa-apa darimu, bisa memberi sesuatu yang kau butuhkan ibu sudah senang. Ibu hanya bisa memberi dan memberi apa yang kau pinta. Ibu tidak ingin kau menderita karena ibu tidak bisa mewujudkan pemerintahanmu.
Ketika kau berkata agak keras ke ibu, ibu hanya bisa berdoa semoga kau sadar apa yang baru saja kau ucapkan. Ibu tidak selamanya bisa menasehatimu. Karena kamu sudah beranjak dewasa. Manakala kau sibuk dengan duniamu, ibu tidak berani meminta tolong kepadamu. Insyaallah ibu mampu menjaga dan merawat diri ini.
Ibu siap ditinggal anak-anaknya karena alasan karier dan masa depan. Ibu siap menjadi madu yang bisa kau jadikan obat dikala kau dirundung kemalangan. Datang dan peluklah ibu, jadikan ibu muara akhir dari masalah yang kau hadapi.
Seperti lirik lagu ‘Dengarkanlah Bintang Hatiku‘ yang dipopulerkan oleh De Meises group musik pop Indonesia asal Cianjur.
….
Dengarkanlah bintang hatiku aku akan menjagamu.
Dalam hidup dan matiku hanya kaulah yang ku tuju.
Dan teringat janjiku padamu
Suatu hari pasti akan ku tepati
Aku akan menjagamu semampu dan sebisaku
Walau ku tahu ragamu tak utuh
Kuterima kekuranganmu dan ku tak kan mengeluh
Karena bagiku engkaulah nyawaku….
Pada hari ibu 22 Desember ini, saya mewakili diri sendiri sebagai ibu untuk anak-anakku. Karena anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah SWT kepada orang tua dari kandungan ibu sampai tua nanti. Anak adalah kebanggaan dan harapan bagi ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk sukses dalam segala hal. Bagi ibu anak adalah kenikmatan ketika mendampingi anak dari usia dini hingga anak mampu mandiri dalam urusannya sendiri.
Untuk semua yang menjadi ibu, selamat hari ibu. Tunaikan tugasmu sebagai ‘menteri pendidikan’ bagi anak-anaknya. Ibu mendidik dan mengajari anak tentang keyakinan beragama, adab dan budi pekerti, ilmu pengetahuan, kebugaran fisik, mental, kecerdasan intelektual dan psikologi.
Ibu di manapun berada, engkaulah yang mengajarkan tentang makna kasih sayang dan kepedulian terhadap anak-anaknya. Ibu mengajarkan cara makan yang baik, berbicara yang santun. Dan yang tidak boleh dilupakan oleh ibu, tanamkanlah kepada anaknya untuk selalu berbahagia, nilai-nilai agama, tradisi dalam keluarga dan beribadah kepada Allah SWT.
Inilah curhatan seorang ibu dihari ibu, selamat hari ibu untuk ibu-ibu semuanya. Buatlah dirimu bahagia dan jangan pernah mengharapkan perhatian dari orang lain, berharaplah pada pertolongan dari Allah SWT dan yakinlah kebaikan yang ditanamkan ibu ke anak-anaknya akan berbuah manis.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI.