Demokrasi Indonesia sedang Tidak Baik-baik Saja [Pesta Demokrasi Jadi Pesta Sanak Family]

Penulis: Akhmad Bukhaeri

Sesungguhnya demokrasi Indonesia sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Bahkan sedang dalam ujian yang paling krusial pada Pemilu 2024 ini karena ada kepentingan yang begitu kentara tentang hal yang berkaitan dengan pengelolaan kekuasaan. Sebagaimana lazimnya bahwa kekuasaan itu memberikan manfaat dan fasilitas yang mumpuni bagi pemegang kekuasaan itu.

Kekuasaan itu bukan soal hasrat, nikmat atau seni tetapi juga soal bagaimana melanggengkannya oleh siapapun, di manapun dan kapanpun.

-Iklan-

Oleh karena itulah menjadi sejarah, menjadi catatan, rekam jejak dari pelbagai bentuk apapun agar kekuasaan itu dapat dikoreksi atau malah direproduksi oleh generasi siapapun, di manapun dan kapanpun.

Dilalah, kenapa saya anggap krusial demokrasi Indonesia untuk Pemilu kali ini. Sepertinya sang penguasa sedang berupaya keras melanggengkan kekuasaannya kepada sang pelanjut melalui perantaraan orang yang sangat ambisius, yang telah berkali-kali ‘nyapres’, yang pernah menjadi seteru dirinya dan seteru rakyat para pemilihnya.

Dengan segala daya dan kemampuan yang dimilikinya serta segala cara apapun, apalagi tindakan birokratik meskipun dianggap telah melanggar etik dan hukum formalistik, sang penguasa pasti akan menuntaskan kinerja, vitalitas, aktualitas dan visualitasnya menjelang dan pada saat Pemilu.

Sang penguasa bukan saja sudah dicap sebagai ‘neo orde baru’ juga dianggap telah memiliki finansial yang tak terbatas untuk menganeksasi Pemilu, terutama Pilpresnya.

Hanya ada satu kekuatan yang dapat melumpuhkan hegemoni kekuasaan yang ada, yaitu mengetuk, mengingatkan dan menyentuh ‘hati nurani rakyat’, akal sehat, kecerdasan dan ketercerahan pemegang suara mayoritas yaitu rakyat, masyarakat yang berada pada umumnya golongan bawah, bukan menengah ke atas, rakyat yang berpegang teguh kepada kejujuran, kebenaran dan keadilan. Dan oleh karena itulah mengapa suara rakyat adalah suara Tuhan, vox populi vox Dei, sebagaimana harapan Sri Sultan Hamengkubuwono IX:

tahta untuk rakyat, penguasa adalah pengabdi rakyat.”

Mari kita coblos nomor tiga untuk pilpresnya.

Semoga barokah….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here