SintesaNews.com – Adat istiadat di nusantara ini kaya dengan berbagai kearifan lokalnya. Salah satunya adalah hukum adat yang diterapkan di lingkungan Suku Boti yang mendiami wilayah Timor Tengah Selatan.
Pada Suku Boti, terdapat penerapan hukuman yang sangat unik bagi pelaku pencurian.
Jika seseorang kedapatan mencuri ayam, maka warga akan segera memberinya ayam. Jika seseorang mencuri pisang, maka warga akan segera mengirim pisang, bahkan membantu beramai-ramai menanam pisang di pekarangan si pencuri. Pencuri di sini tak dihakimi dengan kekerasan fisik atau pun diseret ke pengadilan. Dan akhirnya, si pencuri pun malu sendiri.
Orang Boti beranggapan, orang mencuri karena mereka tidak memperhatikan kehidupan si pencuri. Mereka sangat malu jika saudaranya atau tetangganya kelaparan dan mencuri. Sebagai saudara, sudah selayaknya saling membantu saudaranya yang lapar dan membutuhkan.
Ajaran ini tak lepas dari salah satu ajaran tradisi Suku Dawan yang menjadi salah satu suku besar Pulau Timor – dan dipertahankan di Boti. Suku Boti, salah satu dari masyarakat Dawan itu.
Itulah sebabnya, di Kupang, dan hampir di seluruh Timor Barat, nyaris tak akan ditemukan seorang pengemis pun dari kalangan mereka. Karena, menjadi pengemis adalah perbuatan yang sangat memalukan dan aib bagi seluruh keluarga. Mengemis saja sangat memalukan, apalagi mencuri.
Reporter: Erna Gunawan
Editor: Erri Subakti
Tradisi yg luar biasa!
Ini pula yg terjadi di kalangan Sikh, di kuil2 mereka di seluruh dunia, mereka menyediakan makan 3x sehari (jika tidak mampu minimal 1 kali sehari).
Umumnya mereka tidak akan membangun kuil jika tidak memiliki kemampuan/komitmen untuk itu.
Bukan saja komunitas mereka, siapapun yg datang pasti disuguhi makanan.
Jika ada seorang Sikh yg kena musibah, maka menjadi tanggunjawan pengelola kuil (disebut Gurudwara) untuk membantunya.
🙏🏼