SintesaNews.com – Dikisahkan dari pemilik akun twitter Priyo Sambadha Wirowijoyo @PSambadha yang telah bekerja selama hampir 30 tahun di lingkungan kompleks Istana Kepresidenan (meliputi istana negara, Istana Merdeka, Wisma Negara, dan Bina Graha) sejak zaman orde baru. Namun kini sudah pensiun.
Berawal dari cuitan seorang netizen yang mengunggah sebuah foto lawas seorang gadis dari zaman penjajahan Belanda.
Priyo menanggapi bahwa foto gadis itu mirip sosok yang ia lihat di lingkungan istana. Ia menulis utas (thread) pada 8 Desember 2021 silam.
Bagaimana ceritanya? Simak di bawah ini.
UTAS. Selamat malam Indonesia Raya. Atas permintaan para netizen yg baik hati, di malam yg dingin ini saya akan cerita ttg hal2 ‘misterius’ yg sering dijumpai di Istana Kepresidenan yg usianya sudah ratusan tahun itu. Setuju?
Yang tdk suka dg topik ini sila skip aja. Gak usah nuduh saya bicara klenik. Saya hanya akan cerita apa adanya yang pernah saya alami atau orang2 lain yg alami. Jika itu orang lain, pasti sumber pertama. Bukan cuma ‘katanya’. Sila bikin kopi dulu. Pastikan pintu sdh terkunci.
Percaya boleh, tidak juga gak apa2. Anggap saja ini sekadar hiburan. Deal ya?
Jadi begini. Hingga akhir masa tugas, saya dinas di istana kepresidenan itu nyaris 30 tahun hingga saya mengundurkan diri atas permintaan sendiri karena sudah ‘capek’. Pingin ngerasain jadi ‘orang bebas’. Jadi saya cukup mengenal tiap sudut istana.
Istana Kepresidenan itu ada 6. Di Jakarta, Bogor, Cipanas, Jogja, Tampaksiring Bali dan Pelabuhan Ratu Jabar. Menurut pengalaman teman2, tak ada satupun yang tak punya cerita mistis. Tapi kali ini saya akan cerita khusus ttg Istana Jakarta tempat saya bekerja puluhan tahun dulu.
Istana Jakarta, terakhir dihuni itu oleh Presiden Soekarno dan keluarganya. Pak Harto dan keluarga tidak tinggal di istana tapi tinggal di kediaman pribadi Jalan Cendana Jakarta. Jadi bisa dibayangkan suasana dan aura komplek istana ketika malam hari. Megah, bersih, tapi senyaap.
Di zaman Pak Harto gak ada staf istana di malam hari yg berani masuk ke bangunan istana. Selain mmgg gak ada perlunya juga krn selalu aja ada yg ‘ganggu’. Paspampres aja kalo patroli komplek gak pernah sendirian. Minimal ber2/ber3. Tapi itu bisa jadi krn protap ya. Bukan takut.
Di era Orba itu saya sendiri juga gak pernah malam2 blusukan ke bangunan istana Merdeka atau Istana Negara. Tapiiii, ketika Presiden Gus Dur dan keluarga memutuskan untuk tinggal di Istana demi untuk pertimbangan kepraktisan dan efisiensi, maka dimulailah cerita saya ini.
Di era Presiden #GusDur , saya jadi jarang pulang. Saya dikasih 1 kamar di Wisma Negara. Sebuah bangunan yg terletak di antara Istana Merdeka dan Istana Negara. Bangunan tua 6 lantai berkamar2 spt hotel yg bertahun2 juga gak pernah dihuni. Aromanya khas ruangan kosong lama. Apek.
Benernya saya gak gitu nyaman. Tapi dari pada pulang balik Jakarta Bekasi tiap dini hari, ya sudah saya memilih menginap di Wisma Negara ini meski cerita mistis macam2 sudah puluhan kali saya dengar dr para pegawai istana.
Di istana itu sudah populer cerita tentang hantu seorang gadis kulit putih cantik jelita yang suka menggangu siapa saja. Minimal penampakan sekilas. Konon katanya gadis itu dulu bunuh diri karena hubungan asmaranya dg pemuda Indonesia tak direstui oleh ortunya, pejabat Belanda.
Cerita dr bbrp staf yg pernah melihatnya, katanya ia sangat cantik, rambutnya pirang dikepang dengan menggunakan rok panjang berenda-renda.
Ketika awal2 saya harus menginap di Wisma, saya berusaha keras membuang jauh2 mitos horor itu dr kepala saya. Lagian malam itu saya sudah sangat lelah. Jam sudah sekitar setengah 2 dini hari. Memang begitu kebiasaan Presiden #GusDur. Nanti bakda Subuh beliau sdh olah raga pagi.
Shg mlm itu usai tugas, dg langkah pelan dr Istana Merdeka saya menuju Wisma Negara untuk istirahat. Di halaman istana, saya melewati satu pohon Buni (Wuni) samgat besar yg juga angker. Kabarnya sering ada perempuan helantungan di atas sambil nangis2 lalu berubah cekikikan.
Terus terang saya agak jiper juga harus melewati bawah pohon rindang itu sendirian di malam buta ini. Sunyi senyap. Tapi saat itu rasa lelah saya mengalahkan rasa takut saya. Saya teruskan langkah saya sambil berdoa sekenanya. Saya gak mau mendongak ke atas pohon.
Alhamdulillah saya selamat melewati pohon ratusan tahun itu. Gak ada kejadian aneh2 meski auranya sangat2 mistis. Sekujur tubuh merinding semua.