Penulis: Ganda Situmorang
Patriot 98 NKRI
Beredar sirkulasi rilis media bahwa salah satu proyek pembangunan infrastruktur Presiden Jokowi yang terletak di jantung ibukota Jakarta akan rampung 100% tanggal 20 September 2021. Pengerjaan proyek ini sudah berlangsung sejak 15 Desember 2020 lalu. Infrastruktur terowongan itu diberi nama “Terowongan Silaturahmi Istiqal-Katedral”.
Sependek pengetahuan penulis, terowongan ini sejatinya adalah proyek peremajaan kompleks Mesjid Istiqal yang total nilainya konon mencapai Rp 1 triliun. Itu duit APBN dimana Kementerian PUPR sebagai pelaksana proyek. Jadi proyek itu, Katedral kebagian satu ujung terowongan tersebut dan ujung lainnya ke Istiqal, selebihnya adalah buat peremajaan Istiqal. Sebenarnya penulis iseng nanya sama beberapa grup WA, apakah terowongan itu sudah dilengkapi IMB? Begitu kira-kira.
Rilis resmi yang beredar juga menyatakan bahwa bapak Wakil Presiden Ma’ruf Amin bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedal Jakarta pada Jumat (27/8/2021) kemarin.
Wapres Ma’ruf dalam keterangan tertulis menyatakan: “Terowongan ini punya makna yang dalam, bukan hanya sekadar lambang, tapi juga memberikan inspirasi terbangunnya kerukunan antarumat”.
Beredar juga beberapa photo rombongan Wapres bersama Menteri PUPR dan beberapa pejabat lainnya minus Gubernur DKI Jakarta berjumpa dengan Kardinal Mgr. Suharyo dan jajarannya di dalam Gereja Katedral, mungkin rombongan Wapres masuk dengan ujicoba Terowongan Silaturahmi dimaksud. Tok Tok Assalamualaikum, Syalom Alaichem. Begitu kira-kira.
Sungguh sejuk dan membawa angin segar optimisme membaca berita dan mengamati photo-photo itu. Sampai penulis tak sadar diri berangan-angan, jika seandainya andaikata jikalau proyek Terowongan Silaturahmi Istiqal-Katedral ini dijadikan inspirasi dan lalu direplikasi ke seluruh penjuru tanah air. Jadi barang siapa yang mau meremajakan atau membangun rumah ibadah baru sebaiknya diserahkan saja kepada Negara untuk melaksanakan koordinasi konstruksinya. Alangkah gagah perkasa Indonesia jika contoh konkret keteladanan yang dilakukan oleh pemerintah pusat menular terus mewabah hingga ke seluruh pemda kabupaten dan kota.
Bayangkanlah jika tidak ada lagi penolakan bahkan pembakaran rumah ibadah oleh penganut agama lain. Bayangkanlah jika kepala daerah sesekali menjenguk gereja yang tinggal puing-puing dibakar di Aceh Singkil hingga bertahun-tahun tak kunjung boleh dibangun. Bayangkanlah jika mudahnya membangun mesjid besar nan megah di perempatan kota di Siborong-borong di jantung tanah Batak Kristen di kawasan Danau Toba, sama mudahnya dengan membangun gereja Katolik di tengah kota Praya Lombok Tengah yang sudah lama terbakar karena konflik SARA belasan tahun yang lalu. Bayangkanlah jika kita semua rakyat Indonesia bisa beragama dan bernegara dengan santai tanpa rasa curiga dan tanpa “kompor” dari penceramah. Bayangkanlah jika mudahnya membangun rumah ibadah sama mudahnya dengan membangun kafe, bukan sebaliknya.
Inilah pe-er bersama bangsa Indonesia, bukan hanya tugas Presiden Jokowi dan Menteri Agama. Bukan malah sibuk membela teroris Taliban di seberang lautan Hindia padahal sesama anak bangsa sendiri masih saling curiga dan saling menghasut.
Salam hormat menjura kepada Menteri Agama, BIN dan Polri atas desakan publik dengan gerak cepat menangkap penceramah MKC dan YW. Mari kita dorong terus ini menjadi momentum untuk menangkap juga semua penceramah provokator yang selalu mengumbar kebencian dan penghinaan kepada agama lain.
Salam Pancasila 🇮🇩
28082021