Catatan Pinggiran: Selingkuh Jamuan Makan Malam Anies Baswedan

Integrity is Do what you say you’re going to do.
NN

KOLOM

OPINI

Ganda Situmorang
Patriot 98 NKRI

-Iklan-

Semakin bertambah hari, nilai Integritas kelihatannya semakin jauh saja dari seorang Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta.

Setelah anggota Fraksi PDIP dan PSI DPRD DKI Jakarta resmi menyerahkan surat interpelasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait Formula E ke pimpinan DPRD, ada dua pernyataan publik Anies; Pertama, Menurut pengakuan Anies, dia tidak terganggu oleh pengajuan interpelasi.

“Bagi kami yang penting warga Jakarta, bukan interpelasi yang terpenting adalah warga Jakarta selamat, warga Jakarta bisa bekerja dengan baik,” demikian ujaran Anies kepada wartawan pada hari Jumat (27/8/2021).

Kedua, Anies mengatakan yang terpenting saat ini adalah warga Jakarta dapat bekerja dengan baik. Anies mengaku fokus menangani pandemi Corona di Jakarta.

Namun demikian, langkah-langkah yang dilakukan oleh Anies sama sekali tidak sesuai dengan pernyataanya sendiri.

Kontradiksi pernyataan dengan tindakan adalah refleksi ketidakjujuran alias nir integritas.

Tindakan pertama Anies adalah dengan mengumpulkan tujuh pimpinan fraksi DPRD minus dua fraksi interpelator di rumah dinas Gubernur. Acara kumpul sambil makan malam Anies bersama tujuh pimpinan fraksi di Rumah Dinas Gubernur DKI tersebut menegasikan pernyataan Anies sendiri yang berujar tidak terganggu dengan interpelasi.

Tindakan kedua Anies yang tetap ngotot dengan rencana penyelenggaraan Formula E di tengah situasi dan kondisi pandemi Covid-19. Padahal instruksi Presiden Jokowi sejak awal pandemi tahun 2019 sangat jelas dan tegas kepada seluruh KL dan pemda supaya melakukan refocusing dan realokasi anggaran guna penanggulangan COVID-19 dan penyelamatan ekonomi. Formula E sangat jelas, sama sekali tidak ada relevansi maunpun urgensinya di tengah situasi pandemi Covid-19 maupun penyelamatan ekonomi rakyat Jakarta. Apalagi angka anggaran yang dialokasikan yang sangat funtastic hingga setengah triliun (rupiah, red.) lebih, semakin membuat publik waras semakin gregetan saja dengan polah pongah Anies yang pernah mengemis ke para Duta Besar negara sahabat, untuk sekedar membeli kasur dan kompor kamar isolasi mandiri pasien COVID-19 di DKI Jakarta.

Kesampingkan isu etika dan tabiat buruk membangkang arahan dan kebijakan pemerintah pusat, publik bisa menakar begitu rendahnya integritas, yaitu satunya kata dengan perbuatan dari seorang Anies Baswedan.

Dua kontradiksi tersebut tanpa tendensi, sudah sangat sewajarnya memancing kecurigaan publik semakin tinggi. Apalagi bagi aparat penegak hukum terutama KPK seharusnya bisa mencium satu lagi bau ikan busuk dari Balaikota.

Salam Pancasila 🇮🇩
29082021

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here