Di ujung kemarau panjang
Yang gersang dan menyakitkan
Kau datang menghantar berjuta kesejukan…
KOLOM
CATATAN PINGGIRAN
Ganda Situmorang
Patriot 98 NKRI
Sebait lirik September Ceria -Vina Panduwinata di atas rasanya pas mantap mewakili suasana kebatinan kolektif bangsa Indonesia di ujung bulan September ini.
Bagaimana tidak?
Berbagai peristiwa di Bulan September memang layak membuat Ibu Pertiwi tersenyum optimis kepada anak-anak bangsa menatap masa depan jaya gemilang.
Gerombolan pembuat onar 3C sedang menjadi bulan-bulanan. Cikeas memasuki ronde akhir melawan YIM. Chaplin sibuk menambal sulam jaring bisnis yang bolong sana-sini. Asongan Taliban ga laku, gagal total. Cendana terpojok ditagih hutang BLBI puluhan Triliun. Hanya ada riak kecil berupa drama satu babak bertajuk Gatot Sales PKI, cukup sebagai latihan kecil bagi pimpinan TNI ibarat menghadapi anak kecil yang lagi tantrum.
Khususnya KPK era Firli Bahuri. Selama bulan September tidak kurang wakil ketua DPR telah ditetapkan jadi tersangka.
Prosedur penanganan tersangka korupsi era Firli tidak seperti dulu. Dimulai dengan konferensi pers, TSK dipajang di belakang pimpinan dengan rompi orange, tangan diborgol dan menghadap dinding persis di bawah lambang keramat KPK. Tidak ada lagi dadah-dadahan, senyum apalagi ketawa tersangka korupsi di KPK. Kode keras bahwa KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri semakin kuat dan beringas menindak pelaku korupsi.
Kita tunggu saja episode-episode selanjutnya penindakan dan eksekusi termasuk yang sudah menjadi perhatian khalayak publik di jantung ibukota negara DKI Jakarta.
Hari ini adalah G30S/TWK. Ada 57 orang pegawai KPK yang gagal ujian TWK dipecat oleh Firli Bahuri. Mereka memang layak dipecat tidak layak sebagai ASN di manapun juga bukan hanya di KPK. Wawasan Kebangsaan adalah harga mati jangan sampai ada faham ideologi dan mentalitas ASN Kementerian/Lembaga seperti “negara dalam negara”.
Satu bagian masalah bangsa yang selalu membuat bising dan onar ruang publik hari ini, Kamis (30/9) telah sirna menjadi catatan sejarah Kesaktian Pancasila.
Sungguh amat sangat menenteramkan hati rasanya melihat 57 bedebah gagal TWK meninggalkan gedung KPK untuk selamanya.
Keonaran dan kegaduhan yang mereka pertontonkan selama ini sungguh merupakan afirmasi bahwa gerombolan merekalah selama ini yang telah merongrong marwah dan kewibawaan KPK untuk agenda dan kepentingan kelompok mereka.
Cukup sudah kegaduhan mereka mengganggu ritme pemerintahan Presiden Jokowi yang sedang bekerja keras siang-malam.
KPK baru pasca amputasi kanker ganas akan terus bekerja sinergis untuk Indonesia Maju – Indonesia Hebat. Penindakan dan eksekusi terhadap pelaku korupsi paska G30S/TWK tanpa pandang bulu dan bebas dari kepentingan dan agenda terselubung.
Salam Pancasila 🇮🇩
G30S/TWK