Cadangan Beras Bulog Ternyata Cuma 23 Ribu Ton, Impor Beras Tergantung Bulog

Penulis: Erri Subakti

Sebelumnya saya perlu menyatakan ini dulu, bahwa impor beras bukan hal yang harus dilakukan jika ketersediaan stok beras nasional bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Lalu kita lihat bagaimana data persediaan beras di Perum Bulog.

-Iklan-

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melaporkan persediaan beras per 14 Maret 2021 di gudang Bulog mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial.

Stok cadangan beras komersil (untuk dijual ke masyarakat) dari Bulog ternyata hanya 23 ribuan ton saja.

Lalu kita lihat lagi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa produksi beras nasional tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton.

Jika dari data produksi beras nasional sebesar 31 juta ton lebih bisa mencukupi kebutuhan beras masyarakat, sudah barang tentu.

Tak perlu impor? Tak perlu.

Lalu kenapa Dirut Bulog menerima perintah dari Kemenko Perekonomian dan Kemendag untuk impor beras?

Ya dari data stock beras di Bulog yang diungkapkan oleh Buwas. Hanya 23 ribuan ton saja.

Dari ramainya isu impor beras ini, saya melihatnya bahwa jika dibandingkan dengan produksi beras nasional 31 juta ton lebih, maka persentase impor 1 juta ton dibanding beras nasional adalah hanya 3,2% saja. Kecil sekali.

Saya tidak membela impor beras. Tapi penulis melihat ada keanehan dari ramainya isu impor beras ini.

Perintah Kemenko Perekonomian dan Kemendag untuk Bulog impor beras adalah hanya 3,2% jika dibanding produksi beras nasional.

Lalu perintah tersebut tentu setelah melihat data stok cadangan di Bulog hanya 23 ribuan ton saja. Ini kecil sekali jika dilihat dari kapasitas gudang Bulog yang mampu menampung beras 3,6 juta ton!

Dan terakhir. Impor beras itu bisa TIDAK DILAKUKAN jika Bulog menyatakan stock cadangan beras yang cuma 23 ribuan ton itu dianggap cukup.

“Bukan berarti kita menyetujui suatu jumlah untuk impor serta merta itu diharuskan impor segitu, tidak,” jelas Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Jadi ramainya media memberitakan soal impor beras ini, apakah ada yang sedang “cari panggung politik?”

Cuma nanya….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here