Biadab, Ketua PKS dan Projo Jombang Demo Saat PPKM Darurat Banyak Rakyat Meninggal Dunia karena Corona

SintesaNews.com – Di saat seantero negeri sedang sibuk dan bekerja keras untuk melandaikan persebaran virus Covid19 yang kembali menggila, lalu diterapkannya PPKM Darurat di Jawa-Bali, dan PPKM Mikro di daerah kota-kota besar lainya di seantero negeri, Mustofa, Anggota DPRD sekaligus Ketua DPD PKS Jombang bersama Ketua Projo Jombang Joko Fattah Rochim terlihat sibuk bertemu, bergandengan mesra untuk selanjutnya melakukan giat mesra demo bersama menolak PPKM Darurat yang mereka gelar di kantor Disperindag Kabupaten Jombang pada 12 Juli lalu.

Kolaborasi yang indahkah? Kolaborasi yang lucukah? Atau sudah terjadi kawin silang antara Projo dengan PKS?

-Iklan-

Begitulah yang dipikirkan oleh warga masyarakat Jombang, selain melihat demo kolaborasi antara PKS dan Projo di Jombang adalah hal “biadab” tak berperikemanusiaan.

“Ya, jelas biadab, demo di tengah pandemi covid19. Apalagi di saat ditetapkannya PPKM Darurat, adalah sebuah pengkhianatan terhadap amanat penderitaan rakyat yang sedang kesusahan, menderita di saat pandemi covid19 ini, dan banyak warga masyarakat Jombang berduka karena banyak warga Jombang meninggal dunia karena covid 19 ini. Banyak istri kehilangan suami, banyak suami kehilangan istri, banyak anak menjadi yatim piatu, namun entah apa yang dipikirkan oleh Ketua Projo dan PKS Jombang yang tega berdemo di tengah kondisi darurat covid19 di Jombang ini. Meskipun mereka berdalih apapun, tetap saja apa yang mereka lakukan adalah wujud ‘menari di tengah penderitaan rakyat'” ujar Gus Wal, Ketum Garda Benteng Nusantara.

“Mereka lupa jika banyak Rumah Sakit di Jombang penuh oleh pasien positif covid19, dan banyak kamar jenazah penuh!!!

Di mana otak, di mana hati nurani mereka yang ‘menari di tengah penderitaan rakyat’ dengan dalih demo untuk rakyat!!! Satu kata, biadab, apa yang mereka lakukan!!!” kata Gus Wal.

Dan entah mengapa Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho ‘seakan akan’ membiarkan Mustofa selaku Ketua DPD PKS Jombang dan Joko Fattah Rochim selaku Ketua Projo Jombang melakukan aksi demo di Disperindag Kabupaten Jombang. Di tengah-tengah kondisi pandemi covid19 dan di saat diberlakukanya PPKM Darurat, hingga tak ada satupun anggota polisi yang berusaha mencegah terjadinya demo di Disperindag Kabupaten Jombang, yang digawangi oleh Mustofa dan Joko Fattah Rochim tersebut.

Mengapa? Apakah keselamatan dan kesehatan rakyat kalah dengan ketokohan Mustofa selaku Ketua DPD PKS Jombang, yang sekaligus merupakan anggota DPRD Jombang, dan Joko Fattah Rochim selaku ketua Projo Kabupaten Jombang?

“Hanya Kapolres Jombang yang tahu jawabnya,” ucap Gus Wal.

“Ketika banyak tokoh masyarakat Jombang bersama rakyat Jombang bersatu padu mencegah penularan virus covid19 yang kembali meledak di Jombang, mengapa aksi-aksi gila di saat PPKM Darurat di tengah badai pandemi covid19 sedang menggila ini, mengapa mereka dibiarkan berdemo yang menimbulkan kerumunan, ‘menari di tengah penderitaan rakyat’?” Gus Wal mempertanyakan.

Belum habis badai covid19 ini menggila di Jombang, yang diduga karena beberapa kegiatan-kegiatan yang melibatkan UAS di Jombang sejak medio April-Mei-Juni 2021, yang juga karena keteledoran Kapolres Jombang membiarkan UAS membuat kerumunan yang dihadiri ribuan orang, yang mengabaikan protokol kesehatan hingga menyebabkan terjadinya ledakan covid19 di Jombang hingga saat ini. Mengapa Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho kembali membiarkan Ketua DPD PKS Jombang Mustofa bersama Ketua Projo Jombang Joko Fattah Rochim kembali melakukan demo di Jombang?

Kolaborasi Ketua DPD PKS Jombang dengan Ketua Projo Jombang

Semoga demo di tengah pandemi covid19 dan di saat PPKM Darurat ini sudah tidak ada lagi ke depannya, dan pemerintah lebih giat lagi kerja keras untuk program Vaksinasi Covid19 ini. Terlebih kepada para pekerja lapangan seperti para pedagang pasar, pedagang kaki lima, dll.

Dan seyogyanya pemerintah menyempurnakan PPKM Darurat ini dengan kebijakan yang agak lunak, yakni dengan memperbolehkannya warga masyarakat yang sudah divaksin covid19 untuk dapat beraktivitas di luar rumah. Sedangkan yang belum mendapatkan vaksin covid19 tetap tidak diperbolehkan beraktivitas di luar rumah, dan kebutuhan sehari-harinya dicukupi oleh pemerintah dengan dapur umum atau program pengiriman makanan siap saji bagi masyarakat.

Sedangkan kepada pihak-pihak yang menjadi provokator di tengah pandemi, seperti yang melakukan propoganda hoax di tengah pandemi dan para penyeru maupun provokator kampanye penolak vaksin, pemerintah harus menindak tegas tanpa pandang bulu.

Orang-orang macam UAS, RG, Novel Bamukmin, Said Didu, RR, NN, Haikal Hasan, HNW yang banyak bikin hoax propoganda, aktor demo di tengah pandemi, dan banyak lontaran fitnah saat Darurat covid19 ini, wajib segera ditindak tegas, diadili dan dihukum seberat beratnya. Karena yang mereka lakukan adalah kejahatan luar biasa yang tak berperikemanusiaan dan merugikan keamanan bangsa, mengancam keselamatan nyawa rakyat Indonesia.

Dan yang mereka lakukan, secara tidak langsung mengancam keselamatan nyawa para tenaga kesehatan, Polisi dan TNI yang semakin hari semakin banyak anggotanya meninggal dunia karena terjangkit positif covid19.

Dan yang paling penting agar tidak ada lagi rakyat kembali dihadap-hadapkan maupun dibenturkan dengan Polisi dan TNI.

Para Ketua Partai, para ketua DPRD, para pimpinan fraksi juga seharusnya memecat anggotanya yang melakukan safari senang-senang, hura-hura dengan dalih Kunjungan Kerja. Seperti beberapa waktu lalu banyak anggota DPRD Jombang melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta di saat banyak rakyat Jombang meregang nyawa karena covid19.

Mereka adalah wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat namun bersenang-senang di atas penderitaan rakyat, dan hura-hura di saat rakyat tengah berduka.

“Mereka ini harus dipecat dan jangan dipilih lagi untuk periode selanjutnya,” papar Gus Wal menjelaskan.

“Daripada politisi dan relawan bermain di air keruh di saat pendemi covid19 ini dengan demo-demo tak berperikemanusiaan, menari di tengah penderitaan rakyat, seyogyanya mereka kerja nyata membagikan apa yang telah mereka dapat untuk dibagikan kepada rakyat,” pungkas Gus Wal

Tak lupa Gus Wal selalu berpesan dalam “Gerakan Tengok Peduli Tetangga,” dan “Gerakan Jaga kampung desa dari Corona dan bahaya laten intoleransi radikalisme komunisme terorisme.”

“Bersatu, berjuang bergerak berkhidmat bermanfaat untuk negeri,” imbuhnya melengkapi.

 

Reportase Redaksi SintesaNews.com berdasarkan wawancara dengan AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), Ketua Umum Garda Benteng Nusantara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here