Penulis: Andi Salim
Berita tentang hilangnya KRI Nanggala 402 dibenarkan oleh Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto. Berdasarkan keterangannya, KRI Nanggala 402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Kapal selam ini membawa 53 orang.
Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan, saat ini pihaknya menaikkan status KRI Nanggala 402 dari submiss (hilang) menjadi subsunk (tenggelam).
Informasi mengenai KRI Nanggala 402 merupakan kapal selam yang memiliki tipe 209/1300 yang dibuat di Kiel, Jerman Barat, yang dipesan pemerintah Indonesia pada 1977 dan aktif digunakan pada 1981. KRI Nanggala (402) merupakan kapal selam kedua dalam jenis kapal selam kelas Cakra yang berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur Indonesia dimana kapal ini mempunyai motto Tabah Sampai Akhir.
Kapal ini merupakan kapal kedua dan menyandang nama Nanggala dalam jajaran TNI AL yang termasuk dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. Selain KRI Nanggala 402, Indonesia masih memiliki 4 kapal selam lainnya yang digunakan saat ini, diantaranya, KRI Cakra 401, KRI Ngapasa 403, KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405.
Kepemilikan KRI Nanggala 402 berawal pada 8 Oktober 1981, KRI Nanggala 402 pertama kali tiba di wilayah Komando Armada II, Surabaya yang diresmikan oleh Menhankam/Pangab saat itu, Jenderal TNI M. Yusuf pada waktu itu dilakukan serah terimanya melalui dermaga Mudara Ujung Surabaya pada tanggal 21 Oktober 1981.
Sejak saat itu Nanggala menjadi kapal buatan Jerman kedua yang beroperasi untuk dikendalikan oleh TNI AL, setelah lebih dulu mendatangkan KRI Cakra 401 pada 4 Juli 1981. Namun kapal KRI Nanggala 402 telah menyelesaikan tugasnya. Selamat beristirahat setelah begitu lama KRI Nanggala 402 ini mengabdi pada negara.
Ucapan terima kasih dari kami rakyat Indonesia, atas segala jasa dan pengabdianmu yang tak terhingga. Sejarahmu akan selalu dikenang oleh bangsa ini dari masa tugasmu yang menjaga keamanan laut indonesia. Kami menyadari bahwa tidak mungkin masa pengabdian itu terus menerus diharapkan dari usiamu yang mulai menua hingga akhir zaman nanti, tentu ini adalah akhir dari sebuah perjuangan serta kenangan manis yang luar biasa.
Selamat jalan pahlawanku beristirahatlah damai dalam tidur keabadian dari semestamu yang terus mengarungi indonesia dalam hangatnya negeri kita yang tercinta.