SintesaNews.com – Berlian 70 karat milik Sultan Panembahan Adam dari Banjarmasin yang dijarah tentara Belanda dalam serangannya ke Istana Banjarmasin pada 1875, akan dikembalikan ke Indonesia.
Berlian cantik tersebut selama ini tersimpan di Rijksmuseum, Amsterdam. Berlian ini merupakan salah satu dari ribuan artefak yang akan dikembalikan ke Indonesia.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang membentuk komite repatriasi untuk mengurus riset dan upaya pemulangan ribuan ‘harta karun’ negeri ini ke tanah air.
Bakal ada ribuan artefak dan benda seni bersejarah yang akan pulang ke Indonesia.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan poses ini diperkirakan akan memakan waktu tiga sampai empat tahun.
Hilmar mengatakan proses repatriasi cagar budaya ini fokus kepada benda-benda bernilai sejarah yang jika dilihat melalui sejarahnya, diambil secara tidak pantas. Hilmar menjelaskan, seperti yang diketahui pada masa penjajahan terjadi banyak peperangan antara Belanda melawan penguasa lokal.
“Ya kita tahu dalam masa kolonial ada perang melawan penguasa-penguasa lokal yang sering disertai dengan penghancuran milik. Banyak dari benda-benda itu kemudian dibawa ke Belanda,” kata Hilmar, Senin (11/1).
Ia mengatakan, Ditjen Kebudayaan sudah membentuk komite khusus yang nantinya akan melakukan penyelidikan terkait benda-benda cagar budaya ini. Penelitian dilakukan pada koleksi museum yang ada di Belanda untuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal-usul perjalanan dari benda museum yang bersangkutan.
“Persiapannya sudah cukup jauh, kita sedang membentuk komite, di dalam komite akan didukung oleh sebuah panel ahli yang terdiri dari tujuh ilmuwan dari berbagai macam bidang, yang nantinya akan membantu dalam proses penentuan status dari koleksi tersebut,” Hilmar menambahkan.
Selain itu, ia mengatakan, naskah-naskah kuno juga akan diteliti untuk nantinya dilakukan repatriasi. Hilmar mengatakan, Kemendikbud menduga masih banyak sumber-sumber informasi naskah dan prasasti yang ada di koleksi museum di Belanda.
“Intinya memang semua benda-benda yang sangat terkait dengan pembentukan identitas kita, itu yang akan jadi sasaran. Itu yang memiliki nilai sejarah signifikan,” pungkasnya.