Berjuang Tanpa Batas dan Tanpa Balas, Wahabi Jangan Kau Ambil Jamaahku.

Penulis: Nurul Azizah

Saya mendirikan jamaah Yasin tahlil khusus ibu-ibu 13 tahun yang lalu.

Hamparan tanah kosong yang ditanami teh rosella dekat rumahku dibeli orang berjenggot, mereka membangun masjid ala kadarnya. Sambil menebar senyum dan selalu memberi bantuan kepada warga, mereka bilang itu masjid untuk jamaah Al Hambal, karena tidak ada warga yang protes bangunan masjid ala kadarnya dirobohkan dibangun masjid megah beserta madrasahnya.

-Iklan-

Mereka berjenggot dan bercadar sangat baik dan ramah, ya biasalah, tidak ada permusuhan dengan warga lain, dia milih-milih teman, yang bisa disuap ya didekati terus, kecuali di keluarga saya, tidak pernah menyapa. Saya sudah tahu tipu daya mereka.

Mereka mengundang warga untuk ikut kajian di masjid, keluarga saya juga dapat, sekalipun saya dan keluarga tidak pernah hadir.

Tipu daya mereka, diantaranya:

  • Mereka bilang, “Tidak ada yang membedakan sesama Islam, tidak boleh bermusuhan.” Orang wahabi dibilang wahabi tersinggung.
  • “Islamnya jamaah imam Hambal itu dari Arab Saudi, sudah terkenal bagusnya, apalagi kalau ulama dari Madinah, pasti pinter-pinter.”

Itu beberapa propaganda untuk mempengaruhi warga, agar bisa bergabung ke jamaahnya.

Saya di Semarang juga pendatang, asli saya dari Gubug Grobogan. Saya dzuriyahnya pejuang NU di Gubug yaitu dari simbah KH Abdul Hamid, masih famili dengan simbah KH Hasan Anwar, seorang pahlawan dan pejuang kemerdekaan juga tokoh kharismatik NU. Namanya diabadikan sebagai Jl. Hasan Anwar Gubug. Di sana ada PONPES dan Yayasan pendidikan Islam yang dikelola kakakku bersama saudara-saudaranya.

Lha, saya dapat apa ya, wasiat. Di manapun saya berada harus syiar Islam dalam wadah aswaja NU. Ya, saya lakukan semampu dan sebisa saya.

Saya ya, mimpin ngaji saja, tanpa saya sadari, jamaah saya berkurang, mereka sudah males yasinan, tahlilan dan ziaroh kubur.

Saya sudah mulai curiga, ternyata suami mereka melarang, alasannya bisa ngaji sendiri di rumah. Eh, ndak tahunya mereka sudah masuk jamaah Masjid Hambal (wahabi). Singkat cerita masjid itu berkembang pesat.

Saya biarkan saja mereka keluar dari pengajian. Lha,wes gabung sama wahabi tidak mungkin mau yasinan dan tahlil. Eh, setiap momen apa saja, wahabi selalu berbagi dengan warga baik berupa sembako, makanan ringan, nasi kotak dan lain-lain.

Setelah saya gabung dengan group FB aswaja NU, saya punya keberanian untuk negur jamaah saya, jangan mudah dipengaruhi oleh jamaah imam bin alhambal itu orang wahabi. Wahabi itu memusuhi orang NU dan seterusnya.

Pikir saya. inilah saatnya tes pasar, test drive. Saya ngomongnya di group pengajian.

Apa yang terjadi saya balik diserang jamaah saya, waduh saya kecolongan, mereka sudah banyak dicekoki dengan dalih sesama Islam jangan mengganggu apalagi bermusuhan.

Saya dituduh oleh sebagian jamaah saya sebagai perusak keharmonisan bertetangga.

Waduh, saya diserang dengan kata-kata dari group yang saya buat dan saya kelola. Saya santuy saja sambil ketawa-tawa, saya serang balik dengan stiker ala Gus Dur… Agak guyon.

Saya keluarkan semua stiker saya yang lucu-lucu, sampai komunikasi di group berhenti sendiri.

Membalas dengan stiker tujuannya menjawab sambil guyon, tidak emosi dan menjotos serta menohok tanpa mereka sadari.

Sebagai orang NU saya selalu merangkul siapa saja, saya tetap ngancani jamaah saya yasinan dan tahlilan, yang tidak mau ya monggo tapi saya tetap tersenyum pada mereka.

Termasuk pada wahabi, saya tidak pasang tampang permusuhan. Orang NU pantang mendahului untuk bermusuhan, saya tetap enjoy mereka semua umat kanjeng nabi. Siapa tahu mereka kembali lagi mau yasinan.

Saya selalu minta petunjuk kepada Allah SWT dan selalu gondelan Klambine kanjeng nabi (mengikuti uswahnya Kanjeng Nabi).

Dalam setiap sholat tahajudku, kudoakan semua jamaahku bisa senang dengan yasinan dan tahlilan.

Berjuang tanpa batas dan tanpa balas.

Perjuangan saya soal cinta, sayang dan eman pada umat Kanjeng Nabi.

Ini merupakan soal kesadaran terdalam saya. Bagaimanapun mereka semua masih jadi bagian tanggungjawab bersama, sesama warga NU.

Saya sekarang berjuang di dunia nyata dan dunia maya melawan wahabi salafi dan kroni-kroninya.

Panjang ya ceritanya,
Maaf …
😊🙏🙏🙏🙏

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here