Penulis: Nurul Azizah
Saat ini lagi ramai-ramainya orang membicarakan “Gus” Samsudin alias Si Udin. Dia ahli dalam pengobatan supranatural dari Blitar. Si Udin yang biasa dipanggil Gus Samsudin sehari-hari berprofesi sebagai guru agama yang sekaligus praktisi ilmu spiritual atau kebathinan. Si Udin dikenal masyarakat luas karena selain memimpin Padepokan Nur Dzat Sejati, dia juga seorang Youtuber.
Penulis tahu Samsudin dari kanal Youtube, karena hampir dua tahun mengikuti aksi dia melakukan pengobatan ke pasiennya.
Awalnya penulis senang mengikuti Samsudin karena aksi-aksinya menghalau makhluk gaib dengan tenaga bathin di luar nalar manusia biasa. Ilmu ini kemudian dikenal sebagai ilmu Kulhu Geni. Kulhu Geni atau ajian api merupakan sebuah ajian yang lahir dari taatnya ibadah seseorang. Dengan ilmu ini Samsudin bisa menyembuhkan orang sakit. Juga bisa mengusir hantu atau makhluk halus lainnya. Dengan ilmu ini Samsudin bisa mengusir makhluk halus yang bersarang di tubuh manusia dan yang tinggal di rumah atau bangunan milik warga.
Banyak orang percaya termasuk penulis. Awalnya tidak ada yang janggal dengan kontennya si Udin.
Lama-lama penulis mulai curiga, kalau ada pasien yang sakit berobat, diprediksi oleh si Udin bahwa pasien itu diganggu makhluk gaib, kemudian makhluk gaib itu dipindah ke santrinya. Lucunya santrinya bersikap aneh bisa loncat ke sana ke mari, naik di atas meja, kemudian loncat lagi di atas sofa, turun ke lantai, lincah amat orang yang sudah kemasukan makhluk halus ini. Oleh Samsudin santrinya dinetralisir, kemudian jin atau makhluk halus tersebut dikeluarkan oleh Samsudin dan diamankan dalam sebuah tempat tertentu.
Lha penulis mulai curiga ada apa dengan Samsudin dan santri-santrinya. Tampak aneh, orang yang kemasukan jin atau makhluk halus untuk diinterogasi kok loncat ke sana ke mari? Ya diinterogasi saja, tanpa adegan pecicilan loncat sana ke mari.
Kemudian di konten lainya ada dukun mampu dipenggal kepalanya, kalau kepalanya jatuh menyentuh bumi, maka kepalanya akan menyatu lagi dengan tubuhnya. Aduh takut, tega amat sampai memotong kepala si dukun, kepala yang sudah terpisah, dibungkus dan ditaruh di atas pohon. Ini fiksi atau nyata, dari sinilah penulis bertanya-tanya? Hebat benar ilmunya si Udin.
Kemudian Samsudin diculik oleh nenek-nenek. Yang kontennya berjilid-jilid.
Adegan-adegan dari Youtubenya Samsudin tersebut penulis haqqul yaqin kalau si Udin itu membohongi masyarakat. Saat itu pula penulis berhenti mengikuti Si Udin dan tetap setia mengikuti Gus Nur Syamsun (GNS) dan Kang Ujang Bustomi.
Penulis sangat sedih banyak di antara pasiennya merupakan warga Nahdliyin. Samsudin sangat lihai dalam membohongi masyarakat, dengan mengucap dalil dari kitab, Samsudin telah membohongi warga yang datang berobat ke padepokannya.
Warga seakan-akan kena brainwash, kalau ada kegiatan, kemudian dijaga Banser, dipastikan si empunya merupakan tokoh NU, dan faham betul dengan amalan-amalan NU.
Si Udin itu memang cerdik, santrinya sebagian berseragam Banser (Barisan Ansor Serba Guna) miliknya NU. Ternyata “Banser” jadi-jadian dan oknum.
Dengan adanya pasukan Banser NU yang ikut menjaga padepokannya Si Udin, menimbulkan kepercayaan warga NU untuk berobat ke Samsudin.
Oknum yang memakai seragam Banser ternyata menuai berbagai asumsi, seolah-olah Banser melakukan penjagaan dan pengawalan pada Padepokan Nur Dzat Sejati milik si Udin. Keberadaan oknum yang memakai Banser inilah, yang mengundang warga Nahdliyin untuk berobat ke Samsudin.
Aksi-aksi yang dipamerkan oleh Samsudin di Youtube bisa dilihat oleh semua kalangan. Termasuk Pesulap Merah atau Marcel Radhival.
Tentunya Pesulap Merah sudah mempelajari konten-konten yang dipamerkan oleh Samsudin. Dari Pesulap Merah masyarakat lebih tahu kalau Samsudin selama ini memakai media pengobatan seperti keris petir, kelapa muda (degan) yang diyakini sudah ada isinya, batu getar, tasbih, dan lain-lain.
Kalau media-media yang dibawa Samsudin untuk pengobatan ini benar adanya, tentunya Samsudin mampu membuktikan di depan wartawan atau semacam konferensi pers. Tapi itu tidak dilakukan oleh Samsudin.
Setelah Pesulap Merah membongkar kedoknya Samsudin, banyak orang ramai berpendapat baik yang pro dan kontra.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Pesulap Merah dengan beraninya mendatangi padepokan yang dipimpin oleh Samsudin. Dari sinilah warga masyarakat di wilayah Rejowinangun Blitar menutup padepokan untuk beberapa hari. Hal ini terjadi pada hari Minggu, 31 Juli 2022. Penutupan ini pasca dibongkar oleh Marcel atau Pesulap Merah terkait trik-trik pengobatan Samsudin.
Kalau tidak dibongkar Pesulap Merah kemungkinan kebohongan pengobatan yang dilakukan Samsudin akan terus beroperasi. Dan anehnya masyarakat banyak yang percaya dengan trik-trik yang dilakukan Samsudin.
Masyarakat pada umumnya dan warga NU khususnya percaya pengobatan yang dilakukan Samsudin. Apalagi dandanan Samsudin menyakinkan sekali. Berdandan ala ulama atau ustad, apalagi dipanggil Gus. Pakai baju jubah bersorban dan pegang tasbih. Atribut-atribut itu digunakan untuk menipu masyarakat yang berobat mencari kesembuhan. Masyarakat akan terkagum-kagum menyakini dan bilang “Subkhanallah” Gus Samsudin itu dapat hidayah dari Allah karena kealiman dan ibadahnya yang hebat. Eh semua itu hanya bohong.
Apalagi didukung oleh pasukan Banser NU yang selalu berjaga-jaga di Padepokannya, maka antrilah warga NU dan warga lainnya untuk berobat ke Samsudin.
Tapi ingat Kepala Satuan Provost Banser Nasional saudara Imam Kusnin Ahmad mengaku telah melaporkan pengawal Samsudin yang menggunakan atribut Banser ke pihak berwajib.
Imam telah memastikan pengawal Samsudin yang memakai atribut Banser telah mencoreng nama baik satuan (organisasi) sehingga pantas untuk dilaporkan. Selain itu Imam juga menjelaskan bahwa Satuan Koordinasi Cabang Banser Blitar dan Satkorwil Jawa Timur telah berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk mengusut tuntas para pengawal Samsudin itu.
Hallo warga NU, belajarlah dari kasusnya Samsudin, jangan mudah percaya sehingga tidak sadar kalau sebagian warga tertipu oleh trik pengobatan Samsudin. Berfikirlah yang logis dan intelektual. Selalu mendekatkan diri kepada Allah itu kuncinya, berikhtiar untuk sembuh boleh saja, tapi yang rasional dan bisa dinalar.
Nurul Azizah, penulis buku ‘Muslimat NU di Sarang Wahabi‘, minat hub. penulis atau SintesaNews.com 0858-1022-0132.