Penulis: Ellen Frani
Banteng tidak pernah mengusik.
Saat Pilpres tahun 2019 lalu Prabowo melakukan strategi untuk memecahkan suara Banteng dengan mendirikan Posko Kemenangan di Solo yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari Posko PDI-P Banjarsari. Posko ini diinisiasi Mantan Pangab Purn. Jendral Djoko Santoso dengan alasan ingin menengok kampung halaman. Saat itu Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah yang merupakan kader PDIP pengusung Jokowi (yang orang Solo) sebagai capres, tidak mengambil pusing dan dengan santai hanya berkomentar: “Buat kita PDIP ini bagus, karena sama dengan membangunkan banteng-banteng lebih awal untuk mengeluarkan tanduknya. Saya ingin sampaikan dulu, tidak ada yang ikhlas rumah kita diambil orang,” ujar Ganjar waktu itu.
Pun demikian saat Pilpres tahun 2024 ini, Prabowo kembali mengusik dengan mendeklarasikan Relawan Prabu di Semarang yang diinisiasi oleh Budiman Sujadmiko yang kebetulan juga kader PDI-Perjuangan.
Para elit PDI-P juga tidak mengambil pusing, bahkan dengan tegas memecat yang bersangkutan karena sudah tidak taat terhadap fatsun politik PDI-P yang telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Pada suatu kesempatan Ibu Megawati hanya menyampaikan: “Biarkan mereka berdansa, kalian terus bekerja dan turun ke masyarakat.” Dengar apa keluhan mereka dan bantu menyelesaikan.
Jika pada tahun 2019 lalu Ganjar Pranowo hanya bilang banteng-banteng akan bangun lebih awal dan mengeluarkan tanduk, bisa jadi untuk saat ini banteng-banteng tersebut bukan hanya mengeluarkan tanduk tetapi malah mengasah tanduknya lebih awal, hal ini dilakukan karena mereka benar-benar terusik dengan deklarasi yang melibatkan kader PDI-perjuangan. Ini dikarenakan deklarasi tersebut sudah melanggar etika dan norma dalam berpolitik, yang selama ini dipegang teguh oleh PDI-Perjuangan.
Deklarasi tersebut bukan hanya dianggap mengejek tapi sudah dianggap merampok di kandangnya.
Kalau saat Pilpres 2019 lalu Pasangan Jokowi- Ma’ruf Amin memperoleh 77,26% dengan perilaku Prabowo yang seperti itu bisa-bisa membuat banteng-banteng yang ketaton menjadi lebih bersemangat untuk memenangkan pasangan capres/cawapres dari koalisi PDI-Perjuangan dengan meraup suara diatas 80% di Jateng. Dan bukanlah hal yang tidak mungkin kalau perampokan kader tersebut bisa menjadi motivasi bagi relawan, kader partai dan simpatisan pendukung Ganjar Pranowo untuk bekerja lebih keras sehingga bisa meraup suara di atas 55% suara pemilih secara Nasional.
Dengan deklarasi Prabu Relawan bentukan Budiman Sujatmiko dan Prabowo, tidak mempengaruhi kekuatan spartan justru menjadi motivasi bagi Ganjarian Spartan untuk semakin merapatkan barisan antara relawan dan kader partai dalam memenangkan Ganjar.
Relawan terus bergerak massif dan menyentuh akar rumput ‘wong cilik’ dan seperti yang terus dilakukan oleh Komunitas Nusantara Ganjarian Spartan di Kalimantan Utara dan Jawa Timur, yaitu membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, dan pemuda, untuk menyusun kekuatan demi NKRI yang BerBhinneka Tunggal Ika.
Ganjar Pranowo pilihan tepat untuk melanjutkan pembangunan yang adil dan merata, termasuk meneruskan IKN sebagai gerbang melepaskan wilayah-wilayah yang masih terisolir baik infrastruktur juga roda perekonomiannya.
Ganjar Pranowo tegas dan komitmen melawan intoleran dan radikalisme, melawan korupsi. Dan satu hal yang harus kita sadari bahwa Ganjar sama seperti kita lahir dari wong cilik, dari rakyat untuk rakyat, Ganjar paham betul apa yang rakyat butuhkan.
Tetap semangat rapatkan barisan dan menangkan Ganjar Pranowo the next RI 1 ke-8 tahun 2024.
Salam Spartan