Penulis: La Ode Budi
Pilpres akan berlangsung kurang sebulan lagi. Makin terbukti, siapa capres (wapres) yang merakyat.
Masif menyapa rakyat, stamina mendukung dan memiliki program yang diperlukan rakyat.
Tampil di forum-forum anak muda dengan santai, setara dan bertukar pandangan. Hanya Ganjar Pranowo yang bisa bercakap satu bahasa dengan mereka.
Ganjar memiliki pemahaman baik tentang kebutuhan generasi baru (muda) Indonesia untuk berkreativitas: Ekosistem kreativitas dan Gratis internet.
Riset SMRC, program makan siang gratis dan susu Prabowo dianggap bukan solusi (generasi emas).
Program ‘Satu Sarjana di Satu Keluarga’ lebih menjawab kebutuhan ‘perubahan nasib’ di masyarakat bawah. Semua orang tua ingin anaknya meraih pendidikan setinggi mungkin.
Senyum menyapa, menghargai rakyat dan diskusi dua arah, adalah ciri khas Ganjar Mahfud.
Ganjar Mahfud sanggup berhadapan dengan pertanyaan kritis, di kampus-kampus atau komunitas muda.
Ganjar Mahfud selalu hadir, tidak pilih-pilih, tidak ada pengkondisian (pertanyaan).
Rekam jejak Ganjar Mahfud adalah kekuatan yang terus memproduksi sentimen positif. Jawaban-jawaban selalu “sat set” mengacu pada pengalaman yang mereka torehkan.
Bandingkan dengan Gibran, yang tidak pernah hadir dialog, tegang dan kurang santai. Ruang-ruang kritis dihindari. Terkesan, kapasitas sangat tidak cukup untuk jadi pimpinan tingkat nasional.
Sentimen negatif dari tiga debat, terus terbawa Prabowo Gibran. Prabowo emosian, Gibran menjebak lewat pertanyaan singkatan (tidak sportif).
Semua ahli kepemimpinan sepakat, pimpinan impulsif berbahaya (bagi organisasi, apalagi tingkatan negara).
Makin nyata terbaik pasca Jokowi adalah Ganjar Mahfud.
#PemilihKritis_Bersuara
#KIBARIndonesia