Penulis: Erri Subakti
Terkuaknya Khalid Basalamah menyerukan untuk tidak ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, menjadi alarm bahaya dari ajaran “ustadz-ustadz sejenis” ini bagi keutuhan NKRI.
Masalahnya, Khalid Basalamah pada awal 19 Februari 2021 lalu sempat diundang berceramah di Masjid Kompleks Markas Polairud (Kepolisian Perairan dan Udara) Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan anggota Polairud yang beragama Islam.
Jejak digital ini merupakan indikasi bahwa ajaran-ajaran anti NKRI sudah menyusup secara halus ke institusi kepolisian, yang semestinya menjaga keamanan masyarakat dari anasir-anasir propaganda anti keutuhan tegaknya NKRI.
Seperti sebuah gunung es, yang terlihat dipermukaan hanyalah sebagian kecil dari besarnya gunung es tersebut. Sebagian besarnya ada di bawah dan tak terlihat. Maka bisa dikatakan aparat kepolisian yang sudah terpapar virus anti NKRI mungkin lebih banyak jumlahnya dari yang hanya bertugas di Polairud Tanjung Priok.
Bahaya ajaran anti NKRI ini sudah selayaknya, tidak hanya diwaspadai namun juga sudah harus disikapi dan ditindaklanjuti secara sangat serius untuk dibuang jauh-jauh dari seluruh institusi dan lembaga negara.
Mau jadi apa jika aparat kepolisian saja sudah terpapar oleh “ustadz” yang anti menyanyikan lagu Indonesia Raya?
Hancur minah….