SintesaNews.com – Organisasi Kemasyarakatan Kebangsaan Lintas Suku Agama dan Budaya, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) kembali mengadakan Giat Bagi Takjil.
Setelah melakukan Giat serupa di Jombang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, hari ini PNIB kembali mengadakan Giat Bagi Takjil gratis di Mojokerto Kota Pusat Peradaban, Budaya dan Kemajuan Nusantara.
Acara Giat Bagi Takjil PNIB di Mojokerto Kota pusat peradaban, Budaya dan kemajuan Nusantara dipimpin langsung oleh Gus Yudi Indramawan selaku ketua DPD PNIB Kota Mojokerto bersama pengurus dan anggotanya.
“Giat Bagi Takjil PNIB bernuansa kearifan lokal, menggemakan nilai nilai budaya asli mojopahit, mengakulturasikan dengan nasionalisme, kebangsaan dan agama, untuk Indonesia Maju Aman Makmur Damai tanpa hoax, intoleransi SARA radikalisme khilafah terorisme. Sesuai dengan pesan dan dawuh dari Ketua DPW PNIB Jawa Timur Abah Akhmad Baidhowi MTS,” terang Gus Yudi Indramawan yang juga merupakan pemangku padepokan eyang macan putih.
Dihubungi melalui telepon seluler, Ketum PNIB Gus Wal (AR Waluyo Wasis Nugroho) menyampaikan, “PNIB dan Rakyat Indonesia menolak keras eksis dan kembalinya FPI HTI dengan segala bentuk gerakan, program dan kegiatannya, juga dengan penggunaan simbol-simbol, bendera, logo, seragam dan atributnya.”
Gus Wal meminta kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk tegas kepada FPI HTI NII yang mencoba eksis bangkit kembali meski sudah dilarang keberadaannya di negeri ini.
“Negara Tidak Boleh kalah.”
“Waspadai upaya upaya eksis dan bangkitnya FPI HTI NII dengan banyaknya mereka saat ini mendirikan posko mudik, bantuan sosial, dan membuat yayasan lembaga sekolah maupun pesantren untuk merekrut dan meracuni anak bangsa agar mengikuti paham dan ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme,” ungkap Gus Wal.
“Perkuat dan kolaborasikan Nasionalisme, Kebangsaan, Agama, Budaya (NASAB) untuk menangkal paham ideologi transnasional Radikalisme Khilafah Terorisme,” imbuhnya.
Gus Wal kemudian juga menambahkan, “Momentum lebaran idul fitri ini juga merupakan refleksi bagi kita untuk kembali menjadi fitri alias suci dari khilaf dan khilafah.”
“Nusantara baik baik saja tanpa adanya khilafah,” tegasnya.
Dipaparkan Gus Wal dalam keterangannya kepada SintesaNews.com bahwa beberapa waktu lalu di oknum anggota DPRD dari PKS di Yogyakarta yang menerima usulan penegakan khilafah.
Gus Wal menegaskan, “Sudah selayaknya pemerintah tegas terkait keberadaan PKS ini. Sejak lama Rakyat Indonesia ingin Negara bubarkan PKS karena berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin yang nyata-nyata organisasi teroris dan di semua negara dunia dilarang keberadaannya. Bubarkan PKS harga mati.”
Menutup wawancara, Gus Wal berpesan, “Jaga Kampung Desa dari bahaya laten FPI HTI NII, PA212, Radikalisme Khilafah Terorisme.”
“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.”
Baca juga: