Bacawapres Ganjar dan Tantangan Masa Depan: Antara MMD, SU, ET, RK dan Basuki

Penulis: La Ode Budi

Tahun 2004, berkembang wacana Indonesia menjadi negara federal saja.

Pencetusnya : Amin Rais. Penyebabnya : ketimpangan yang tidak kunjung tersolusikan antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur dan Tengah. Hal ini disolusikan SBY dengan menarik JK (Jusuf Kalla) jadi cawapres. Menjamin Indonesia Timur akan diperhatikan.

-Iklan-

Tahun 2009, muncul isu “matahari kembar” dalam pemerintahan. JK yang kemudian menjadi ketua umum Golkar, gesit membuat keputusan. SBY dipresepsikan gamang, lambat serta tidak bernyali (naikkan bbm).

Matahari kembar dipadam dengan menjadikan Boediono jadi Cawapres.

Tahun 2014, masalah ketimpangan masih jadi isu utama bangsa Indonesia. Pembangunan masih “Jawa Sentris”.

Jokowi solusikan dengan menarik kembali JK (Jusuf Kalla), sebagai perwakilan Indonesia Timur. Jaminan janji pembangunan “Indonesia Sentris”.

Tahun 2019, serangan agama untuk Jokowi sistimatis dihembuskan. Narasi “anti ulama, PKI, dan anti Islam” digemakan (untuk membuka kemenangan calon lain).

Strategi runtuhkan kepercayaan publik ini sudah berhasil di Mesir dan negara timur tengah.

Solusinya, Jokowi menarik KH. Ma’ruf Amin, ketua MUI dan Khatib Syuriah NU.

Tahun 2024, Indonesia menatap jalan untuk 2045 menjadi negara adidaya.

Bisa terjadi kalau kesinambungan apa yang telah dikerjakan Jokowi, diantaranya :

Pemanfaatan infrastruktur untuk bangun sentra-sentra ekonomi, hilirisasi SDA, jadi rantai pasok (supply chain) dunia untuk baterai, industrialisasi, digitalisasi UMKM dan tentu saja lompatan kualitas SDM.

Semua hal di atas, perlu ditopang oleh kehadiran negara yang adil, kepastian hukum, opini publik yang menyatukan bangsa, budaya melayani (anti korupsi) serta akomodasi aspirasi zilenial.

Machfud MD mengakomodasi tarikan dari segi kepastian hukum dan keadilan. Sandiaga Uno, Erick Thohir, Ridwan Kamil merujuk kelenturan generasi zilenial (pemilih terbanyak).

Tapi bisa juga kepasitas “things done” Basuki Hadimuljono dan hitungan “mayoritas” cawapres dari tokoh NU.

Sabaaar, perlu tirakat untuk membaca “harapan mayoritas” bangsa Indonesia. Tetap fokus sebarkan Rekam Jejak Ganjar Pranowo – Penerus Jokowi. Betul???!!!

KIBAR INDONESIA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here