Apa Jadinya Jika Kader Partai Maju Lewat Jalur Independen, Bisakah?

Adakah yang mendaku sebagai pencinta GP ataupun loyalis GP melakukan langkah-langkah taktis dan strategis melakukan upaya mengusung GP melalui jalur independen. Meski jalur yang harus ditempuh juga pernah ditolak oleh Mahkamah Konstitusi karena tidak berlandaskan hukum.

OPINI

POLITIK

-Iklan-

Gus Wal

 

Alangkah perlu langkah pengajuan kembali calon presiden melalui jalur independen ditempuh oleh para orang yang mendaku sebagai loyalis dan pencinta GP.

Kenapa mesti ditempuh usaha itu? Biar gak kalah sama “Ki Gendeng Pamungkas” yang pernah menggugat UU Pemilu meskipun mentah di MK ketika dikepalai oleh Akil Muchtar.

Rasa-rasanya kebutuhan mendesak untuk menghentikan polarisasi politik agar tidak seperti 2014 dan 2019 yang keras nan penuh SARA dan jadi dendam kesumat diantara para cebong kampret adalah satunya adalah dengan solusi adanya Calon Independen sebagai Capres Cawapres pada 2024 mendatang.

Begitu banyaknya dukungan masyarakat kepada GP, Mahfud MD, Sandiaga Uno, Andhika Perkasa, Ahok adalah salah satu bukti sahih betapa sebenarnya dewasa ini masyarakat lebih melihat figur tokoh akan kinerjanya dibanding dengan melihat siapa partai yang mengusungnya, atau dia berasal dari partai apa.

Bisa kita lihat pada kemenangan Presiden Jokowi pada 2014 dan 2019, rakyat Indonesia memenangkan Jokowi karena cinta kinerja dan prestasinya, meskipun Jokowi diusung oleh partai koalisi yang mendukungnya terutama PDIP, namun rakyat Indonesia memenangkan Jokowi karena rakyat terlanjur jatuh cinta kepadanya sejak menjabat Walikota Solo dan Gubernur DKI.

Rakyat Indonesia sangat membenci KKN, terutama korupsi, dan karena hal itulah terjadinya asbab reformasi 98, pasca saat itu rakyat sangat antipati dan membenci Golkar yang dicapai sebagai salah satu alat politik Soeharto untuk melanggengkan kekuasaanya.

Reformasi melahirkan harapan baru dengan banyaknya partai-partai baru lahir dan partai-partai lama sejak orde lama muncul kembali. Namun sayang, harapan tak sesuai dengan mimpi rakyat Indonesia yang berharap luar biasa dari reformasi yang menginginkan Indonesia bersih dari KKN menjadi “Indonesia yang adil dan beradab” mutlak menjadi seluruh hak rakyat Indonesia.

Pasca reformasi, hampir semua partai baik yang lama ataupun yang baru, baik yang nasionalis atau religius pernah mengirimkan kadernya masuk bui karena kasus korupsi. Reformasi masih jauh dari harapan, keinginan hati dan cita-cita rakyat Indonesia yang menginginkan reformasi sebagai jalan pembuka Indonesia aman makmur damai dan bersih tanpa korupsi.

Andaikan bisa maju dari jalur independen dan salah satu paslonnya memenuhi syarat-syaratnya maka juga jangan kecewa dan sakit hati jika paslon yang awalnya diusung melalui jalur independen toh akhirnya juga maju dengan diusung partai, seperti pada pilkada DKI yang terakhir.

Mau jalur independen atau jalur uang didukung oleh koalisi partai untuk maju sebagai capres dan cawapres di 2024 yang paling pokok dan sangat penting adalah jangan sampai merupakan bagian ataupun pendukung faham ideologi terlarang, intoleransi radikalisme terorisme.

Semua perlu dicoba dan dijajaki dalam politik asal jangan sampai mengorbankan dan menjual ideologi bangsa.

ndleming tengah malam
AR Waluyo Wasis Nugroho

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here