SintesaNews.com – Beralasan masih mau mengurus Jakarta, Anies belum mau nyapres. Padahal relawan sudah semangat 45 mendeklarasikannya sebagai capres 2024, namun acara gagal.
Acara deklarasi yang sudah terlanjur disiapkan pun berubah menjadi pelantikan pengurus GPMI cabang Jakarta Barat. Acara dihadiri para kader GPMI, perwakilan Polres Jakarta Barat, Pemkot Jakarta Barat, dan puluhan anak yatim piatu.
Ketua GPMI DKI Jakarta Raya Syarief Hidayatulloh mengatakan keputusan penundaan diambil karena Anies menolak deklarasi.
Sebelum hadir di acara deklarasi, Ketua Umum GMPI DKI Jakarta Raya Syarief Hidayatulloh mengaku telah berdiskusi terlebih dahulu dengan Anies.
Dalam sambutannya, Syarief mengaku bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta itu sebelum acara deklarasi dimulai.
Syarief juga sempat menyinggung soal Undang-undang. Ia menganggap deklarasi sebelum pemilu dapat menyeret Anies ke dalam pemecatan.
Karena terganjal undang-undang takut Anies dicopot, dan sadar kekuatan partai pendukung adalah segalanya, maka ia mengatakan hanya akan mengawal gubernur. Gagal deklarasi presiden 2024.
“Jadi kami hanya mengawal gubernur, deklarasi tunggu tanggal mainnya. Sebab yang punya paket adalah partai kita hanya mendukung,” ujar Syarief dalam sambutannya di acara GPMI Jakarta Barat, Minggu (16/2/2020).
Meski ia menyinggung undang-undang yang dapat membuat Anies dipecat, lucunya sepertinya ia baru tau bahwa deklarasi presiden kepada pejabat yang masih menjabat melanggar undang-undang, buktinya dengan cerobohnya mereka membuat acara dan tidak sadar jika Anies bisa dicopot. Ia bahkan menyebar undangan dikalangan awak media dengan keterangan deklarasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Presiden di 2024.
“Jadi enggak boleh ada deklarasi pejabat, enggak boleh saya tahu, ini bisa dicopot Pak Anies nanti karena ada Undang-undangnya,” ujar Syarief.
Rupanya takut dipecat makanya menolak deklarasi😴
Sebelumnya viral undangan acara yang didapat awak media tentang deklarasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Presiden di 2024.
Undangan yang mengatas namakan Ketua GPMI DKI Jakarta Raya Syarief Hidayatulloh itu tersebar di kalangan media massa.