Penulis: Nurul Azizah
Anies Baswedan dan Ustad Abdul Somad adalah dua sosok idola para kadrun (sebutan untuk kelompok pembenci Jokowi, penganut kelompok PA’ 212). Para bohir mereka (penyandang dana) sekarang dengan mudahnya memanfaatkan dua sosok fenomenal tersebut.
Baik Anies maupun UAS adalah dua sosok yang selalu menghiasi pemberitaan di socmed. Setiap saat ada saja ulah mereka, sehingga nama keduanya ramai di dunia maya dan dunia nyata.
Dalam setiap kesempatan UAS berceramah yang isinya: “Haram muslim masuk tempat ibadah agama lain, ini tak bisa ditawar.”
Masih mengambil ceramahnya UAS, “Haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain. Maka dalam islam, mazhab Syafi’i mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah di dalamnya ada berhala,” kata UAS yang dilansir dari channel Youtube pribadinya.
Menurut penceramah yang sering dipanggil UAS, “Masuk ke tempat ibadah orang lain tidak bisa ditawar lagi karena berhubungan dengan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.”
Kalau Anies malah hobinya keluar masuk ke tempat-tempat ibadah agama lain.
Pada 30 April 2021 Anies Baswedan masuk ke gereja bahkan memberi sambutan di sana. Di tempat yang sama juga hadir Gus Miftah dalam acara peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di penjaringan Jakarta Utara.
Tapi yang diserang oleh kelompok PA’ 212 adalah Gus Miftah, bukan Anies.
Kalau Gus Miftah bicara di gereja dimaki-maki, dikatain murtad, kafir, keluar dari agamalah. Padahal yang hadir bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sekjen PBNU Helmy Faizal Zaini, dan beberapa tokoh agama, mereka semua diundang.
Pada hari Minggu (7/5/2017) Anies Baswedan juga merayakan hari ulang tahunnya yang ke-48, saat berkunjung ke kuil agama Sikh, Gurdwara, di Pasar Baru Jakarta pusat. Ustad kelompok PA’ 212 kok pada diam. Bagaimana UAS, kok bungkam
Kemudian pada tanggal 5 November 2017 Anies masuk ke Pura Dalem Purnajati Tanjung Puri, Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara. Anies tampak mengenakan pakaian adat Bali berupa jas berwarna hitam dan ikat kepala udeng.
Kemudian yang lagi banyak dibahas oleh netizen, Anies bakar dupa atau hio di vihara Dharma Jaya Toasebio, Jakarta Barat pada Hari Minggu, 5 September 2021 lalu.
Mengapa UAS bungkam ketika Anies masuk ke tempat ibadah agama lain seperti gereja, Vihara, Pura, hingga Klenteng? UAS diam saja.
Somad mana somad, seharusnya Anies dapat teguran “haram” paket komplet. Seharusnya UAS ceramah tidak di depan jamaah umum. Seharusnya ceramah di depane Anies dan koleganya.
“Kalau UAS mengharamkan orang bersinggungan dengan non muslim, karena kemampuan UAS sebatas itu pemahaman beragamanya.”
Tapi kok UAS terkenal sebagai ustad kondang yang diikuti jutaan jamaah? Heran saya.
Ini tugas MUI dan Menteri Agama untuk meluruskan pernyataan UAS yang sering gembar-gembor haram hukumnya masuk ke tempat ibadah orang lain.
UAS seharusnya ikut sertifikasi ulama atau para penceramah agama. Apakah dia layak dipanggil ustad atau tidak?
Begitulah agama kalau dijadikan pembungkus untuk kepentingan politik dan kepentingan komersial. Ya, begitulah akan tampak kualitas ustad kelompok PA’ 212.
Kira-kira kalau pak Jokowi membakar dupa di Vihara, kira-kira UAS cs memaki-maki tidak ya? Itulah mereka kelompok pembenci Jokowi dan pemerintahan ini.
Kemarin Sabtu, 11 September 2021, ketika Anies Baswedan jatuh ke got kelompok PA 212 UAS cs diam saja, tidak ada yang berani koar-koar. Jadi jelaslah Anies itu bekerja untuk kelompok yang benci kepada pemerintah, terutama kepada pak Jokowi.
Baca juga: Humor Malam Minggu, Anies Terperosok di Got, Warganet pada Nyalahkan Gotnya