Alam Ganjar Viral di Kalangan Gen Z, Bobby The Cat Lewat

Penulis: Nurul Azizah

Disuatu hari penulis bincang-bincang dengan putri kesayangan yang beranjak dewasa. Putriku yang cantik saat ini kuliah di PTN ternama di Kota Semarang Jawa Tengah.

“Ibu hari ini mau menulis apa?” tiba-tiba sok peduli dengan kegiatan ibunya.

-Iklan-

“Biasa dek, mau nulis tentang perwujudan dari politik NU. Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa, cuma tanya doang. Ibu jangan mempengaruhi saya untuk memilih calon presiden,'” jelasnya.

“Ndak lah yaw, semua orang punya pilihan politik masing-masing,” jawabku singkat.

“Lha memange kamu punya kreteria calon presiden itu yang seperti apa?” desakku.

“Aku pilih calon presiden yang tidak korupsi Bu. Anies Baswedan sudah tidak masuk kreteriaku,” jawabnya singkat.

“Terus kamu pilih siapa, pak Ganjar ya?” tanyaku.

“Ibu sudah mempengaruhi saya ya untuk milih pak Ganjar,” jawabnya sambil tersenyum.

“Tidaklah pilihan presiden ada didirimu sendiri, ibu tidak memaksa, beda pilihan itu wajar,” jawabku.

“Terus kamu mau pilih siapa,” tanyaku penasaran.

“Aku pilih pak Prabowo karena dia punya Bobby,” jawabnya sambil nyengir.

“Siapa Bobby,” tanyaku penasaran.

“Ibu itu katrok, ketinggalan berita.”

“Benar ibu ndak tahu,” desakku.

“Saya dan temen-temen itu suka dengan Bobby, kucingnya pak Prabowo. Ke mana-mana dibawa ya, lucu dan gemesin,” jawabnya.

“Di tik tok, di IG banyak yang suka dengan kucingnya pak Prabowo. Jadi kami mau milih pak Prabowo karena Bobby, si kucing lucu. Tidak karena partai politik atau koalisi dengan partai apa. Pusing mikirin partai politik,” jawabnya lugas.

“Kok bisa karena pak Prabowo punya kucing lucu, terus mau dipilih jadi presiden. Lelucon apa yang kau tawarkan,” tanyaku.

“Itu kenyataan bu, di tik tok, IG banyak anak-anak muda pengen milih pak Prabowo karena Bobby si kucing lucu,” jawabnya singkat.

Tiba-tiba putriku cerita tentang Bobby, kucing berwarna putih, kucing kampung yang diambil pak Prabowo di jalan. Setelah dibawa ke rumah, Bobby menjadi kucing yang sangat penurut kepada pak Prabowo. Ke mana-mana kucing itu selalu digendong, dan diletakkan tidak jauh dari pak Prabowo. Bobby diajak rapat, tak tanggung-tanggung Bobby mendapatkan tempat khusus di atas meja rapat. Kecintaan Prabowo dengan Bobby tidak diragukan lagi.

Penulis belum habis pikir tentang Bobby. Kok bisa ya, milih presiden karena calon presiden tersebut punya kucing. Tiba-tiba penulis dikagetkan dengan pernyataan yang lagi-lagi dengan pilihan presiden.

“Saat ini, Bobby punya saingan bu, bisa jadi mulai ditinggalkan penggemarnya,” katanya penuh semangat.

“Memang si Bobby bersaing dengan siapa?” ayak ayak wae.

“Bobby bersaing dengan Alam,” jelasnya.

“Alam siapa, Alam putranya pak Ganjar?”

“Benar Bu, Alam telah menghipnotis para kawula muda. Tiba-tiba dia muncul dengan wajah yang ganteng, cool dan cerdas. Punya statement yang luar biasa. Anak tunggal tapi tidak manja.”

“Memange kamu mengikuti pemberitaan tentang Alam, putra pak Ganjar?” tanyaku.

“Ikuti terus bu,” kayak e Alam satu angkatan dengan saya bu.

“Kalau kamu ikuti pemberitaan tentang Alam ibu tanya, siapa nama lengkap Alam,” tantangku.

“Namanya Muhammad Zinedine Alam Ganjar,” jawabnya.

“Saya salut dengan Alam bu, anak tunggal, anak gubernur, tapi tidak hidup hedon, sederhana dan tidak sombong,” jelas putriku.

“Ya memang begitu si Alam ini, sudah dididik oleh pak Ganjar dan bu Atikoh dengan hidup sederhana sejak kecil,” jelasku.

“Alam itu ganteng kalau tidak pakai kaca mata,” jelasku.

“Ganteng pakai kaca mata Bu,” sahut putriku.

“Alam sudah ganteng, cerdas, kalau bicara simple dan mudah dimengerti oleh kawula muda,” kata putriku.

“Kamu sekarang mau pilih Bobby atau Alam,” tanyaku.

“Ndak usah banyak tanya bu, ibu nulis saja tentang Alam Ganjar yang lagi viral,” kata putriku.

“Eh jadi milih Bobby atau Alam,” tanyaku lagi.

“Tulis saja bu, kalau Prabowo punya Bobby, pak Ganjar pun punya Alam.”

“Ayo tulis bu, mumpung Alam Ganjar lagi viral,” kata putri bungsuku mengakiri percakapan ringan tapi menggelitik.

Semoga putriku memilih Alam Ganjar untuk menentukan pilihan capresnya. Itulah anak generasi Z yang suka aneh-aneh dalam menentukan pilihan capresnya. Tidak lihat partai politik pengusungnya atau misi visinya. Tetapi sesuatu yang lain, yang viral di media sosial. Itulah efek dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI, minat hub 0851-0240-8616.

Buku kedua karya Nurul Azizah. “Muslimat NU Militan untuk NKRI”

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here