Airlangga Kagum Paracetamol Warnanya Pink, tapi Senang Neraca Perdagangan Surplus

SintesaNews.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kagum dengan paracetamol diberikan ke akseptor vaksin AZ karena…, “hm… warnanya pink!” Begitu tulis salah satu Himas Sentra Vaksinasi Serviam (SVS), Fika Rosemary dalam postingan di akun IG-nya @fikarosemary, minggu lalu saat mengunjungi SVS (9/6).

Kehadiran Airlangga ke SVS bertepatan dengan mulai dibukanya pendaftaran bagi akseptor berusia 18 tahun ke atas untuk wilayah DKI Jakarta. Airlangga mengatakan bahwa masyarakat harus memanfaatkan kesempatan ini dan tidak perlu khawatir akan ketersediaan vaksin yang saat ini sudah mencapai sekitar 90 juta dosis.

Ia mengapresiasi kinerja SVS yang telah beroperasi selama hampir 3 bulan dalam membantu pemerintah mempercepat program vaksinasi nasional sehingga target 700.000 dosis per hari bisa tercapai.

-Iklan-

Airlangga mengharapkan SVS dapat menjadi sentra vaksinasi tetap agar memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan vaksinasi COVID-19.

“Jadi masyarakat tahu kalau ingin mendapatkan vaksin harus ke mana,” kata Airlangga yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Neraca Perdagangan Surplus

Sementara itu pada Selasa, 15/6, lalu, Airlangga telah melaporkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut seiring dengan tren penguatan ekspor dan impor.

Ekspor Indonesia pada Mei 2021 mencapai 16,60 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat signifikan sebesar 58,76 persen (year-on-year/yoy). Sejalan dengan nilai ekspor, performa impor Indonesia pada Mei 2021 juga meningkat sebesar 68,68 persen (yoy) atau mencatatkan nilai sebesar 14,23 miliar Dolar AS.

“Neraca perdagangan terus melanjutkan surplus hingga bulan ini yakni sebesar 2,36 miliar Dolar AS. Capaian ini membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa (15/06/2021).

Komoditas nonmigas menjadi kontributor utama dalam peningkatan performa ekspor bulan ini dengan pertumbuhan sebesar 58,30 persen (yoy). Lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) menjadi penyumbang terbesar pada ekspor nonmigas dengan porsi sebesar 15,9 persen.

Sementara itu, ekspor migas mengalami pertumbuhan sebesar 66,99 persen (yoy). Penyumbang terbesar ekspor migas berasal dari komoditas gas dengan porsi sebesar 53,8 persen.

Lebih lanjut, ekspor Indonesia pada Mei 2021 yang tumbuh sebesar 58,76 persen (yoy) melebihi performa ekspor negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan (45,6 persen), Taiwan (38,65 persen), Vietnam (36,6 persen), dan Cina (27,6 persen).

Peningkatan ekspor ini sejalan dengan meningkatnya harga beberapa komoditas andalan Indonesia. Tercatat, harga Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara masing-masing meningkat sebesar 101,74 persen (yoy) dan 103,9 persen (yoy). Selain itu, pemulihan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti AS dan Cina yang telah tumbuh positif di Kuartal I-2021 turut mendukung peningkatan permintaan atas ekspor Indonesia. Lebih lanjut, aktivitas manufaktur AS dan Cina yang semakin ekspansif di bulan Mei 2021 ikut mendongkrak kinerja ekspor Indonesia di bulan yang sama.

Selain permintaan global yang telah pulih, pertumbuhan permintaan domestik yang kembali kuat juga mendorong produksi ke level yang lebih tinggi. Tercatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) mampu mencapai level 55,3 pada bulan Mei atau mencatatkan rekor tertinggi selama 10 tahun sejarah survei. Selain itu, penyerapan jumlah tenaga kerja juga sudah mulai tumbuh positif untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat. Perluasan tenaga kerja ini sekaligus mendorong perbaikan penyerapan tenaga kerja domestik yang sempat menurun akibat pandemi COVID-19.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here