Absolut Power dengan Akal-akalan Konstitusi

Gambar anak siswi SD Tarakanita.

Penulis: Erri Subakti

Mantan jurnalis senior Pepih Nugraha dalam laman FB-nya menuliskan bahwa manuver Jokowi termutakhir adalah “mengakali konstitusi”. Anomali ketatanegaraan, katanya.

-Iklan-

Pepih juga menambahkan bahwa hal itu menjadi kelemahan Jokowi atau malah “keunggulan” Jokowi.

Well…, saat trias politica –eksekutif, yudikatif, legislatif– dalam genggaman satu kuasa, itu menuju pada yang disebut “absolut power”. Sebagaimana Soekarno dalam demokrasi terpimpin atau Soeharto pada otoritarian orde baru.

Rumus “power tends to corrupt, absolut power corrupt absolutely” adalah sebuah keniscayaan.

Ya akal sehat saja.

Mengidolai bukan menutup mata atas kesalahan paling fatal dalam bernegara atau ketatanegaraan.

Respect setinggi-tingginya atas prestasi dan kinerja hebat tidak akan hilang, namun tidak dengan mengorbankan kerusakan fatal dalam tata negara.

Tidak perlu orang jenius untuk menilainya.

Tak perlu pemakluman untuk membenarkan yang salah.

Tak perlu pembenaran dengan “catur Jokowi”, “pengorbanan”, atau agar jangan sampe si abud yang jadi. Psikopat pun jangan sampai bisa jadi yang ngatur 270 juta rakyat Indonesia.

Kata dosen psikiatri gue dulu, kita yang waras yang harus ngatur ODGJ, bukan sebaliknya.

Yang sehatlah yang ngatur yang sakit, bukan sebaliknya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here