BEM UI, Jangan Kalian Ejek Orang yang Sedang Sibuk Bekerja

Buntut persoalan meme BEM UI Jokowi The King of Lip Service berlanjut dukung mendukung 2 kubu. Perseteruan klasik terjadi lagi. Para pembenci Jokowi mendadak terbelalak mendapat pahlawan baru sekelas mahasiswa UI. Sedangkan pendukung dan pengawal Jokowi di basis massa menganggap meme itu pelecehan simbol-simbol negara (Presiden).

KOLOM

EDITORIAL

-Iklan-

Dahono Prasetyo

 

Keduanya bertemu di ruang media sosial saling beradu benar. Elite politik menanggapinya biasa-biasa saja. Pihak Rektorat berinisiatif memanggil pengurus BEM untuk diminta klarifikasinya. BEM UI disinyalir melanggar undang-undang, antara UU ITE atau simbol negara keduanya sedang dipertimbangkan.

Yang menarik dicermati adalah empati dan emosional masing-masing kubu. Membenarkan BEM UI atas karya meme-nya yang berani, lugas meski cenderung gegabah. Mengatas-namakan kebebasan berekspresi dan kritik yang tidak selayaknya disikapi represif pihak universitas.

Sementara pihak pendukung pemerintah sarat caci-maki kepada BEM UI. Sekelas intelektual eksekutif mahasiswa menyampaikan kritik dengan bahasa meme. Data referensi yang disertakan dalam meme menjadi tidak berarti apapun. Masyarakat menganggap serangan kritik lebih cenderung kepada pribadi Jokowi, bukan semata sebagai Presiden. Itulah dampak visualisasi meme yang lupa dipertimbangkan para mahasiswa milenial.

Saat ada pihak yang menyerang pribadi Jokowi maka dia akan berhadapan dengan jutaan pecinta Jokowi lengkap dengan emosionalnya. Jokowi terbukti masih banyak dicintai secara pribadi dan karakternya. Para pencinta Jokowi yang tidak butuh bahasa argumentasi politik. Mereka yang spontan bereaksi saat melihat foto orang yang dicintainya dimanipulasi grafis membentuk stigma negatif.

Pendukung Jokowi dalam situasi sedang sulit sekarang ini dipastikan akan marah. Alih alih mahasiswa berpartisipasi mengatasi gejolak akibat pandemi, justru terjadi sebaliknya. Rakyat juga berhak marah atas arogansi visual bernama meme. Kalian oknum BEM UI mesti mempertanggungjawabkan di depan hukum, jika enggan meminta maaf di atas meterai.

Ibarat Jokowi yang sedang bermandi keringat, nafas ngos-ngosan, badan belepotan lumpur dan debu, tiba-tiba datang serombongan anak muda rapi, wangi, berjaket almamater. Tanpa sopan santun langsung memaki sumpah serapah kepada Jokowi yang sibuk sedang bekerja.

Catatan buat adik-adik mahasiswa di manapun. Kalianlah nanti yang akan menikmati kerja Jokowi hari ini. Lanjutkan dengan perbaikan bila terasa belum sempurna. Bukannya menuntut kesempurnaan sambil berkacak pinggang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here