GBN: Jokowi di Hati, Ganjar Dinanti, NU yang Selalu Mengayomi

Penulis: AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal)

Bulan Juni selalu dijadikan pemanasan sekaligus juga dijadikan sebagai pendinginan.
Tanggal 1 Juni kita peringati sebagai Hari besar kelahiran Pancasila yang merupakan dasar negara, jatidiri falsafah dan identitas bangsa.

Selalu ada propoganda penolakan 1 juni sebagai hari kelahiran Pancasila oleh segelintir provokator bangsa yang berpura-pura menjadi ustadz maupun pendakwah yang notabene mereka adalah bagian dari kelompok pemuja pengasong paham Intoleransi radikalisme terorisme yang sangat ahli mengucap anekdot sedikit sedikit menjustifikasi PKI, mungkinkah mereka keturunan PKI dan PKI Yang sesungguhnya?

-Iklan-

Lanjut di tanggal 21 Juni yang kita peringati Haul Bung Karno (Bapak Bangsa) dan berbarengan juga dengan Harlah (hari kelahiran) Presiden Jokowi.

Juni 2021 ini selain memperingati hal-hal di atas juga kita disibukkan dengan pembahasan “menuju suksesi 2024”. Selain itu pula kita terlalu sibuk dan terlalu fokus tertuju pada Kasus Sidang Putusan Rizieq Shihab yang divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 4 tahun kurungan penjara (meski ybs langsung menyatakan banding dan memicu aksi aksi anarkis dari para pendukungnya dengan aparat penegak hukum).

Setelah Rizieq Shihab divonis, Rakyat Indonesia ingin juga melihat Yahya Waloni, UAS, Alfian Tanjung, Haikal Hasan, Neno Warisman, Yusuf Martak, Novel Bamukmin, dll. segera ditangkap dan diadili agar kedamaian nan ketentraman bangsa Indonesia lebih nyaman dan sejuk.

Juni 2021 kita merasakan kembali mengganasnya Virus Covid 19 di berbagai daerah. Di Bulan Juni ini kita melihat betapa kepemimpinan Presiden Jokowi sangat pro aktif dan sangat mendukung penegakan hukum yang seadil-adilnya tanpa adanya intervensi kepada hakim dan jaksa.

Kita bisa juga bisa melihat bagaimana prestasi dan pencapaian kepemimpinan Presiden Jokowi dalam pembangunan infrastruktur yang sangat luar biasa dan merata di seantero negeri hingga menyasar daerah perbatasan, tertinggal dan terluar, jadi tidak ada lagi sentralisasi dan menganakemaskan hanya satu wilayah seperti para pendahulunya.

Dan masih banyak kebijakan pemerintahan Jokowi yang pro rakyat sehingga dukungan kepada Jokowi untuk 3 periode pun juga santer disuarakan oleh rakyat, meski masih terhalang oleh konstitusi namun tak menyurutkan rakyat untuk kembali mengusung Jokowi sebagai pemimpin di negeri ini, hingga sampai melahirkan Jokpro yang menginginkan Indonesia dipimpin oleh Jokowi Prabowo ataupun dibalik menjadi Prabowo Jokowi 2024 – 2029.

Selain wacana 3 periode yang menginginkan kembali Jokowi 3 Periode, Rakyat Indonesia juga melihat figur Ganjar Pranowo untuk meneruskan estafet kepemimpinan Presiden Jokowi 2024 mendatang.

Sama seperti Jokowi, Figur Ganjar Pranowo adalah karakter pemimpin yang diinginkan oleh Rakyat Indonesia untuk memimpin bangsa ke depan.

Selain faktor kebijakan dan ketegasanya dalam hal membangun nasionalisme dan kebangsaan, juga kepedulianya terhadap nasib wong cilik tanpa pandang bulu apapun agama, suku dan budayanya.

Selain itu juga faktor jiwa kepemimpinan yang kerakyatan, selalu jemput bola mendatangi rakyat yang sedang kesusahan dengan langkah tindakan tepat nan cepatnya yang selalu mengedepankan kepentingan dan keselamatan rakyat.

Faktor-faktor itulah yang membuat Ganjar Pranowo dinantikan rakyat untuk memimpin bangsa ini 2024 mendatang.

Rakyat Indonesia mengharapkan Ganjar Pranowo selepas selesai menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah tahun depan bisa mengikuti jejak Tri Rismaharini selesai menjabat sebagai Walikota Surabaya bisa berkhidmat masuk dalam kabinet Jokowi menggantikan menteri-menteri yang tidak ataupun kurang produktif dalam bekerja.

Jokowi di Hati, Ganjar Pranowo Dinanti, NU yang Selalu Mengayomi

Dalam sejarah berdirinya Bangsa Indonesia, peran krusial NU dalam ikut mendirikan, membangun dan menjaga tegaknya Bangsa Indonesia tak perlu diragukan lagi.

NU selamanya akan menjadi payung pengayom bangsa Indonesia dalam segala sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.

Tak Terkecuali dalam pemenangan Presiden Jokowi 2014 dan 2019 selain peran partai koalisi pendukung dan para relawan, peran sentral NU sangatlah vital dan berjasa besar memuluskan Jokowi melenggang mulus ke Istana.

Jokowi 3 Periode ataupun Ganjar Pranowo mesti kembali harus menggandeng NU dengan menjadikan kader kader NU seperti Yaqut Cholil Qoumas, Khofifah Indar Parawansa, Machfud MD, Syaifullah Yusuf ataupun kader kader NU lainya jika ingin banyak mendulang suara guna memuluskan langkahnya melenggang ke Istana.

Peran NU dalam pergerakan merebut dan mempertahankan kemerdekaan sudah jelas dan kebijakan kebijakan NU dalam Mengayomi semua umat beragama sudah terbukti mampu membuat hamonisasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Siapapun yang akan berkontestasi dalam Pilpres 2024 seharusnya memang menggandeng NU jika memang berkomitmen membangun bangsa Indonesia yang Berpancasila, Berbhinneka Tunggal Ika sesuai dengan amanat para pendiri bangsa.

Umat Islam Indonesia (NU dan Muhammadiyah) yang ikut berjuang memerdekakan bangsa Indonesia bersama umat beragama lainya, maka selamanya mereka akan ikut serta dalam membangun bangsa Indonesia yang berperikemanusiaan dan berperikeadilan.

Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara.

Kuatkan Ekonomi Desa Dengan menguatkan UMKM dan menggalakkan gerakan belanja di warung toko tetangga.

Gerakan Jaga Kampung Desa dari corona & bahaya laten Intoleransi radikalisme terorisme.

Garda Benteng Nusantara
Bersatu berjuang bergerak berkhidmat bermanfaat untuk negeri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here