Penulis: Erika Ebener
Tak hanya sekali atau dua kali, tapi sudah berkali-kali sejak Jokowi menjadi Presiden Indonesia, dia selalu menyatakan bahwa dia tidak suka merayakan hari ulang tahun. Tapi apa daya, kecintaan rakyat pada dirinya, tak membuat pernyataannya itu menghentikan keinginan kami untuk tetap merayakan dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Presiden Jokowi, dengan caranya masing-masing.
Jokowi adalah seorang visioner sejati. Pemikiran dan pandangannya seakan mampu menembus ruang waktu bertahun-tahun jauh ke depan. Banyak sekali hal-hal yang diucapkan Presiden Jokowi, dan terbukti beberapa waktu kemudian. Jokowi terkenal sebagai seorang yang sangat unpredictable. Jangankan lawan, kawan saja sulit untuk menduga langkah atau keputusan apa yang akan diambil oleh Jokowi. Tak hanya ucapan, Jokowi juga sering mempraktekkan hal-hal yang pada satu titik tertentu di kemudian, kita baru sadar dan berkata, “Ohhh ini toh maksudnya….”
Begitu pula dengan “kebiasaan” Jokowi yang tidak suka merayakan ulang tahunnya. Ada hal yang bisa kita lihat di balik itu semua. Apakah ketidaksukaannya ini adalah refleksi dari kesederhanaan atau bagian dari keyakinan yang ada di dalam Agama Islam? Well, beberapa ulama, seperti Ustad Abdul Somad mengatakan dalam ceramahnya bahwa merayakan ulang tahun itu adalah perbuatan yang diharamkan oleh Islam. Dilalahnya, Ustad Abdul Somad sendiri, baru saja merayakan ulang tahunnya bersama istri millenialnya.
Dilihat dari sisi kesederhanaan, keyakinan bahkan dari sisi politik pun, kebiasaan Jokowi yang tak suka merayakan ulang tahunnya, sangat berdampak baik bagi situasi Indonesia yang sedang mengalami masa “kaget” memasuki jaman keterbukaan informasi dan kebebasan berpendapat.
Jika saja, Jokowi tak memiliki sikap yang konsisten atas pernyataannya tentang “tak suka merayakan ulang tahunnya”, yakin seyakin-yakinnya, sekalinya Jokowi terlihat merayakan ulang tahunnya, maka itu akan menjadi bahan gorengan bagi lawan-lawannya. Bukan hal yang mustahil, mereka akan mensejajarkan Jokowi dengan Atta Halilintar yang senang pamer “kebahagian”, lalu dihubung-hubungkan dengan kondisi rakyat miskin di Indonesia. Padahal, dulu di jaman orba, Soeharto secara rutin merayakan hari ulang tahun dirinya walaupun untuk ukuran keluarga Cendana, mereka mengatakan, “Itu hanya sebuah perayaan yang sangat sederhana”.
Sebagai pendukung militan Jokowi, saya mendukung pula apa yang menjadi pilihannya untuk tidak suka merayakan ulang tahun dirinya. Namun demikian, sebagai tanda mensyukuri atas nikmat yang dilimpahkan Tuhan untuk Indonesia, saya tetap akan mengucapkan, “Selamat memasuki usia bijaksana, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuknya, melimpahkan rasa sabar yang besar dan menganugrahkan rasa ikhlas yang tinggi. Panjang umur Pak Jokowi dan sehat selalu”.
Erika Ebener