Cinta, Nikita, Agnez yang Menginspirasi, Bukan Berkonspirasi

Penulis: Dahono Prasetyo

Ini era dimana siapapun bisa melakukan hal baik dengan kelebihan rizkinya. Bagi sebagian publik figur, popularitas itu asset yang didapat melalui proses juga. Saat mereka “kebingungan” dengan semua kelebihan yang dimilikinya akan digunakan untuk apa, hal terpenting adalah sebesar apa kepeduliannya pada persoalan di luar dunianya.

Empati, simpati hingga kepekaan yang dimiliki setiap orang sekecil apapun akan menjadi besar saat bisa memanage-nya. Cinta Laura, Nikita Mirzani, Agnes Monica bagi lawan jenis punya pesona tersendiri. Itulah daya tarik yang disadari mereka sebagai “modal” penting di dunia hiburan. Ketika mereka menyadari urusan pesona sudah selesai, maka hanya butuh hidayah yang mengarahkan mereka berfikir lebih dari sekedar “hiburan”.

-Iklan-

Beruntung Cinta Laura punya kecerdasan emosional melihat sisi kemanusiaan masih banyak ketimpangan. Nikita Mirzani yang kontroversi dengan persoalan hidupnya masih terfikir cara mengurangi dosanya dengan sedekahnya. Agnes Monica yang gelisah dengan penanganan pandemi mendadak berinisiatif mempelopori gerakan vaksin mandiri secara gratis.

Disadari atau tidak, yang pasti aksi mereka tidak akan mengurangi kelebihan duniawi yang dimilikinya. Tidak juga menghentikan hobby Cinta belanja barang branded, menjadikan Nikita tiba-tiba bangkrut, atau Agnez Mo sepi job manggungnya. Yang terjadi justru sebaliknya.

Asset popularitasnya naik, masyarakat disuguhi hiburan di luar panggung yang tidak sekedar tontonan fisik. Aksi kemanusiaan yang dikemas media, itu juga hiburan.

Semua orang dengan kelebihan fisik dan keunikan bisa menjadi publik figur. Media mengemasnya menjadi “sosok impian” para penonton. Media jugalah yang suatu saat bisa menjatuhkan asset popularitas mereka. Fauzi Baadilah, Arie Untung, Tengku Wisnu sebagian artis yang sudah lelah di panggung. Lalu membuat “kemasan” inklusif di luar dunia hiburan yang membesarkannya. Mereka yang lebih memilih menyempitkan dunianya demi ego religius.

Celakanya bagi seorang artis Neno Warisman, tidak sekedar menyempit dalam popularitas politik praktis, tapi sudah menggadaikannya. Entah dihargai berapa. Masih lebih baik artis tersangkut narkoba. Usai insyaf menjalani hukuman “kenakalan” masih bisa diterima penonton yang sebagian juga punya kenakalan sama.

Cinta, Nikita, Agnes kalian menginspirasi di saat kawan sebaya kalian sedang sibuk mengkonspirasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here